Resensi
Judul : 99 Cahaya di
Langit Eropa (Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa)
Oleh Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Cetakan VIII, Mei 2012
Tebal 412 halaman
ISBN 978-979-22-7274-1
Oleh Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Cetakan VIII, Mei 2012
Tebal 412 halaman
ISBN 978-979-22-7274-1
Saya
pernah membaca novel perjalanan yang berbau spiritual semacam novel 99 Cahaya
Di Langit Eropa (99CDLP) ini, hanya saja kunjungannya ke Turki. Novel –novel perjalanan
ke Eropa lainnya pernah juga saya baca, bahkan ada yang karena menjadi baby
sitter di sana. Nhah, yang membedakan novel 99 dari yang lainnya tentu saja
karena Hanum tinggal di Eropa bersama suaminya selama tiga tahun. Sehingga
pengalamannya lebih banyak dan lebih banyak kunjungan. Dan Hanum
menggabungkannya dengan cerita kejayaan Islam di masa lalu di tempat – tempat
tersebut dan sebagian ada jejaknya di sana.
Karena
kurang tertarik bagian awalnya, aku langsung membaca halaman lain, sekenanya.
Pas perjalanan Hanum ke Granada. Baru
dari sanalah kemudian aku mulai membaca satu persatu. Tetapi juga tidak urut,
asal saja. Bab – bab yang sekiranya menarik dulu, baru yang lainnya. Terdiri dari
banyak bab, mungkin menjadi cara Hanum membagi ceritanya tidak saja menurut lokasi
perjalanannya tetapi juga kesan yang didapatkannya dalam sebuah pengalaman
tertentu. Sehingga bahkan ada bab yang hanya terdiri atas tiga halaman saja.
Gaya
menulis Hanum yang apa adanya, ringan dan sederhana mengingatkan pada gaya
menulisku sendiri untuk novel Miss Backpacker Naik Haji. Terdapat kisah
berhajinya Hanum juga lho di novel 99CDLP ini. Menunjukkan bahwa benar haji itu
terjadi karena panggilan, bukan semata – mata karena seseorang mungkin sudah
mampu secara finansial saja.
Cara
Hanum memaknai perjalanannya lumayan bagus. Meskipun tidak baru pemaknaannya
(karena kita mungkin pernah membaca yang serupa di tulisan/buku lain) tetapi di
beberapa tempat, cukup membawa kepada keinsyafan. Membuat pikiran dan skeptisku
berubah. Karena terus terang dulu sempat tidak melirik buku ini karena banyak
orang bilang 99CDLP ini tidak menarik. Tetapi setelah membaca sendiri, hal itu
tidak sepenuhnya benar. Karena ada banyak sekali hikmah yang bisa kita dapatkan
dari buku ini.
Tidak
saja perjalanannya yang membawa kita kepada tempat – tempat yang belum kita
kunjungi. Tetapi juga tarikh atau sejarah Islam yang disajikannya dalam buku
ini menambah wawasan kita. Meski cara Hanum mengadaptasi sejarah ke dalam fiksi
seperti yang Tasaro lakukan juga dalam Lelaki Penggenggam Hujan ini belum
merupakan bentuk tulisan yang kuminati. Seperti mengurangi rasa kesakralan
sejarah itu sendiri. Namun tetap patut
mendapat penghargaan atas usahanya ini, termasuk caranya mengkoneksikan antara
peristiwa bersejarah pada 11 September 1683 dan 11 September 2002 di mana
peristiwa
Most
of all, 99CDLP ini sebuah novel memoir yang semoga menggerakkan hati dan diri
kita untuk terus belajar dan berjalan. Seperti yang Hanum tuliskan di halaman
377, pengembaraan akhir menuju titik awal. Akhir dari perjalanannya selama tiga
tahun di Eropa justru mengantarkannya pada titik awal pencarian makna dan
tujuan hidup. Makin mendekatkannya pada sumber kebenaran abadi yang Maha
Sempurna.
Peresensi
: Dian Nafi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar