'' Kebenaran bercinta itu hendaklah dituntut ole petunjuk dari RasulNya ,
Yang hadir bersama manusia itu sendiri. Untuk menggalinya perlu merujuk kedalil
''Naqly dan Aqly '' yaitu Alqur'an dan Hadits serta menghadirkan akal. Tanpa menggunakan
Dalil Aqly , maka apa bedanya manusia dengan hewan.''
Disinilah sesungguhnya kendala berat untuk bercinta.
Sifat curiga dapat merusak hubungan bercinta . Sepasang remaja yang sedang asik berpacaran atau sudah betukar cincin , akan dirusak oleh curiga , cemburu. Si Wanita mencurigai Sa Pria disebabkan hasutan pihak ke tiga , Si Pria curiga kepada Si Wanita berdasarkan laporan pihak ketiga, bahwa kemarin kekasihnya pernah berkenalan dengan teman sekelasnya dulu, mereka berdua- duaan didalam rumah.
Semua itu dapat menimbulkan pertengkaran dan keretakan dalam hubungan mereka.
Bahkan pengaruh pihak ketiga itu dapat menimbulkan perceraian bagi mereka.
Boleh saja hidup ini menganut dan memiliki rasa kecurigaan , akan tetapi harus dikedalikan akal.
Tanpa menggunakan akal sebagai kendali , maka kecurigaan itu menimbulkan kerusakan ,
Kesulitan dan hambatan - hambatanserta perpecahan. Bagi perkawinan muda , yaitu dibawah umur 20 tahun, kecurigaan dan cemburu itu sangat tinggi prosentasenyauntuk bercerai. Perceraian dapat dihindarkan , sebab pada setiap waktu terjadi pertengkaran dengan saling tuduh menuduh dan tidak ada yang mengalah.
Beban yang paling berat akibat kecurigaan dan berperang didalam diri sendiri , akhirnya dapat menimbulkan tingkah laku kita menjadi serba salah. Pada detik ini bathin kita mengatakan salah. pada saat berikutnya mengatakan betul . Pendapat itu akan saling berganti pada saat demikian orang akan mengigau dengan berteriak sendiri , '' tidak , tidak '' Beban Bathin seperti itu dapat menghijab kita kepada suatu tujuan untuk mendekatkan diri , dengan harapan akan menemuiNya. padahal obat yang paling mujarab saat kekacauan tiba ialah berdiam diri sejenak dalam renungan suci.Untuk menghapus kecurigaan perlu kepastian , perlu pembuktian, kejelasan. Agar mendapatkan jawaban ya atau tidak , betul atau salah.
Apapun yang dicintai di alam matematika , dialam formal adalah merupakan idios , merupakan keanehan dan kebodohan . Ucapan cinta merupakan kebohongan yang belum dibuktikan. Cinta dapat berakhir dengan perceraian, pesengketaan bahkan pembunuhan.
Berbeda halnya cinta bagi mereka yang sudah mukhasyafah kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Cinta demikian tidak dapat diubah ,diajak dan dipindah.Tidak ada kesenjangan sosial bagi yang bercinta. Mereka menjadi satu tingkat disisi Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Meskipun pendidikan formalitasnyajauh berbeda.
Mungkin yang satu sudah prfesor dibidang Agama dan yang lain hanya penjual ikan hias dipinggir jalan . Tidak gap atau bual lagi bagi mereka. Mereka bukan lagi menjadi pak turut bukan pula khayalan ( Imaginatif ) menyelimuti alam pikirannya. Sebab mereka sudah sama - sama berangkat dari tanah haram dimuka bumi ini ketanah suci di langit , terdekat.
Mereka telah melaksanakan tugas suci ( isra ' dan mi ' raj ) ke langit terdekat ( As Saffat 37:6) Di tanah suci itu tidak mereka jumpai lagi pemerkosaan dan pembunuhan. Tidak ditemui kecemburuan sosial , kesenjangan antara konglomerat dengan kaum melarat , Ditanah suci tidak ada lagi manusia kentut dan mulut berbau yang menimbulkan polusi lingkungan , bahkan dolar dan dinar tidak berlaku disana.
Ditanah suci semua terdiam , menyaksikan keaslian Wajah ILAHI. Tidak ada disebut kecuali Nikmat. Subhanallah.....?
..semoga catatan ini memberi hikmah dan manfaat..
bagi yang sedang bercinta
~..~ jazakumullah khairan katsiran ~..~
sumber: renungan inspirasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar