27-28
Juni 2012 kemarin, aku mendapat kesempatan luar biasa. Terpilih menjadi salah
satu dari 26 peserta lokakarya penulisan cerpen Kompas 2012 dan berkesempatan
belajar langsung dari para suhu.
Bertempat di Bentara Budaya
Jakarta, lokakarya dimulai pukul 09.30 WIB. Seru banget karena kita langsung
praktek setelah mendapat stimulasi dari mas Yanusa Nugroho. Dengan musik -
musiknya serta film yang diputar untuk merangsang para peserta mengeluarkan
kemampuan terbaiknya dalam menuangkan rasa dalam tulisan. Semua berebut unjuk
jari dan membacakan tulisannya masing - masing. Wew !! dan semuanya keren -
keren. Walah wis, diksi - diksi dan juga cara mereka bercerita memang yahud.
Salut.
Bli Putu Fajar Arcana sebagai pemateri berikutnya
memberikan clue buat kita semua mengenai pembukaan cerpen sebagai pintu pertama
pembaca untuk masuk ke ‘rumah’ cerpen kita atau langsung ‘neg’ dibuatnya.
Sekaligus beliau memberikan contoh – contoh dari 21 cerpen pilihan Kompas 2012.
Lebih lengkap, Bli Can juga memberikan bocoran penting seperti apakah cerpen –
cerpen yang keren dan disukai Kompas.
Setelahnya, lagi – lagi peserta diberi games
permainan yang seru. Bahkan yang tak
terduga sebelumnya. Nggak pake ba bi bu, semua langsung bermain dengan laptop
masing – masing menyelesaikan tugas menulis dadakan berdasarkan stimulasi yang
ada.
Satu hal penting dari mas Yanusa yang kucatat dan
terus kuingat:
Jangan terpaku untuk menulis sesuatu yang besar, yang wah. Tetapi galilah dari hal – hal SEPELE di sekitar kita, namun kemas sehingga menjadi cerita yang keren dan BERGIZI.
Jangan terpaku untuk menulis sesuatu yang besar, yang wah. Tetapi galilah dari hal – hal SEPELE di sekitar kita, namun kemas sehingga menjadi cerita yang keren dan BERGIZI.
Kalau dari Bli Can, ini nih :
Ilham, Wahyu, inspirasi jangan ditunggu, tetapi
harus DICARI dan DIKEJAR.
Sesi Lokakarya ditutup dengan acara penyerahan
sertifikat untuk seluruh peserta dan foto bersama.
Lokakarya disambung dengan acara Diskusi Cerpen
Kompas dan Realitas Sosial yang bertempat di Gedung Kompas, berseberangan dengan
Bentara Budaya Jakarta. Di sini, saat acara ramah tamah, kami semua
berkesempatan bertemu para cerpenis dan sastrawan hebat. Para selebs-nya dunia
sastra deh. Selain menggali dan menyerap
ilmu dari mereka, tak lupa mejeng dan foto – foto bersama.
Diskusi Cerpen dimoderatori Bli Can dengan pembicara
Radhar Panca Dahana dan Adi. Meski sakit, pak Radhar begitu bersemangat dan
berapi – api sepanjang jalannya diskusi. Utamanya pesan dari beliau adalah
harus ada yang tegak berdiri dan teguh menjadi punggawa penjaga kebudayaan dan
kesusastraan.
Bli Can menutup diskusi dengan berbagai istilah –
istilah yang didapat baru saja saat diskusi berlangsung, antara lain sastra
kedinginan dan sastra zombie.
Dalam ruang diskusi ini, sepanjang dinding kanan
kirinya juga dipamerkan gambar ilustrasi cerpen Kompas 2012, sebagai rangkaian
dari ulang tahun Kompas yang ke-47 yang jatuh pada tanggal 28 Juni 2012.
Selepas diskusi, acara dilanjutkan dengan makan
malam. Dan acara pembacaan cerpen terbaik pilihan Kompas 2012 oleh 21 Cerpenis
di panggung di halaman Bentara Budaya Jakarta. Jiaaah... kami mendengarkan
dengan khusyu’ pembacaan cerpen –cerpen ini seperti kalau mendengarkan bacaan
Alqur’an. Keren – keren.
Tanggal 28 Januari jam 19.30 Acara penganugerahan
Cerpenis Terbaik Kompas 2012 memilih dua cerpenis sekaligus (baru terjadi sejak
award ini diluncurkan 20 tahun lalu). Yaitu mas Agus Noor dengan Kunang-Kunang di Langit Jakarta dan mas Yanusa Nugroho dengan Salawat Dedaunan .
Kompas’s editor for
short story, Fajar Arcana, told the Post that he was hoping the event, along
with a workshop for 26 upcoming writers on Wednesday, could trigger more people
to appreciate Indonesia’s literature in the future. (paragraf terakhir
ini kukutip dari artikel di Jakarta Post. Ameeeen....)
salut buat Bunda Dian NAfi....
BalasHapusSemoga saja suatu hari nanti aku bisa ikutan event ini juga
*Masih mimpi* hehe
Aamiin.. insya Allah, Lisna. Semangat terus. keep writing dan keep inspiring !
BalasHapusTerima kasih sangat ya :-)