Beberapa saat lalu saya memposting sebuah cerpen. Tadinya hendak
saya beri judul Senin Agustus. Tetapi kemudian karena dalam cerita itu tokoh
utamanya terbelah, antara mendengar sisi hatinya yang menyuruhnya pergi dari
bayang - bayang seorang lelaki yang menjadi karakter dalam novelnya. satu sisi
yang lain, tetap ingin tinggal. Sehingga kemudian saya beri judul Separuh Aku.
Andai saja teman -
teman yang saya tag ataupun tidak, membaca cerpen itu, tanpa saya menaruh link
lagu Separuh Aku dari Noah, tentu mereka berkomentar akan isi cerpen saya.
Memberi komentar, saran dan kritik sehubungan dengan penulisannya, apakah
sampai pesan cerpen yang saya komunikasikan, plot, karakter, setting, adegan
dan sebagainya yang berkaitan dengan sebuah cerpen.
Namun saya mungkin
sedikit membuat kesalahan yang bisa jadi justru menjadi pelajaran. Utamanya
buat diri saya sendiri, tentang bagaimana mata dan hati bisa sedemikian
tertipu.
Karena saya menaruh link lagu Separuh Aku by Noah di bawah
postingan cerpen itu, perhatian pembaca kemudian terbetot ke sana. Menghubung-hubungkan
cerpen saya dengan lagu itu, band itu. dan karena ada pro kontra mengenai
vokalis band tersebut. Yang menurut saya mungkin dia sudah bertaubat, tetapi sebagian
besar orang sepertinya kadung mencap jelek dia. Yang akhirnya terbawa dengan
memandang sebelah mata terhadap karyanya.
Yang suka lagu dan liriknya pun, berusaha menahan diri untuk tidak
berkomentar tentangnya karena mungkin kuatir dianggap termasuk rombongan yang
membela dan nge-fans vokalisnya. Imbasnya, cerpen saya tidak jadi dibaca dengan
apa adanya cerpen saya. Tetapi lagu itu yang saya ‘tetapkan’ sebagai soundtrack
cerpen saya kemudian (yang tadinya saya tulis bukan karena menterjemahkan
ataupun terinspirasi lagu itu) mengaburkan pandangan jernih dan mungkin cara
membaca orang terhadap cerpen saya.
It’s a great lesson.
Bisakah kita membaca dengan lebih jernih tanpa tertipu mata, hati
dan prasangka ?
*itu PR besarnya :D
jadi bagusnya solusinya gimana mbak?? membawa pembaca agar masuk dlm tulisan kita, tidak berbelok. ??agar sesuai maunya kita..hehe tapi agak susah juga mbak.. :)
BalasHapusbtw, soal ariel, cukuplah Allah yg tahu dan menghakimi..smga dia bener2 taubat. :)
ini.. jejak pertama saya mbak.. ^^
hehe... maksudnya mungkin kalau posting cerpen, posting cerpen saja nggak usah pake soundtrack. hehe :D
BalasHapusmakasih kunjungannya ya, mbak :))