Resensi
novel
THE
LOST JAVA
Oleh
Dian Nafi
Judul
: The Lost Java
Penulis
: Kun Geia
Penerbit
: IG Press
Jumlah
halaman : xvi + 363
Cetakan
Pertama : Juni 2012
ISBN
: 978-602-18409-0-0
Yeahhhh..
alhamdulillah,akhirnya aku berhasil mengkhatamkan novel THE LOST JAVA (TLJ). Yang teris terang saja tadinya harus melewati keogahan
dan keenggananku membacanya. Yang pertama, nama penulisnya belum kukenal. Yang
kedua, membaca halaman – halaman awal membuatku pusing. Yang ketiga, aku punya
banyak PR lain yang bejibun.
Tapi
setelah kupaksakan diri membacanya demi untuk bisa membuat resensi ini, aku
berhasil memperoleh kenikmatan di dalamnya. Beberapa kali aku menangis bahkan.
Pada saat kematian profesor andalan tim hebat ini, saat pernikahan Gia dan
Husna, lalu yang paling menakjubkan saat Husna merelakan Gia kalau mau menikah
lagi dengan Sharma.
Secara keseluruhan ini novel yang sangat baik. Menggambarkan
kehancuran dunia di ambang mata dengan lugas dan keberpihakan yang sangat
jelas. Kebenaran Islam dan kekuatan jahat zionis. Alur yang disusun cukup rapi,
dan data yang mendukung dieksplor dengan proporsional.
Tokoh
utama yang dibangun di sini merupakan warga negara Indonesia.
Profesor-profesornya berkebangsaan Indonesia. Bahkan mereka membuat skenario
luar biasa penyelamatan bumi dan mahluk hidup dari kepupnahan akibat pemanasan
global. Orang-orang yang digambarkan lebih jenius dari Habibie ini mendirikan
Garuda Putih Lab (GarPu Lab) yang tersembunyi di bawah tanah dan tak terlacak
oleh satelit. Di situ, mereka melakukan penelitian selama 35 tahun dengan
menghimpun 50 ilmuwan dari berbagai negara demi menyelesaikan sebuah formula
untuk misi WAR (Warriors of Antartic).
Dalam
misi WAR inilah, lima ilmuwan akhirnya berangkat menuju puncak tertinggi di
Kutub Selatan yaitu Gunung Vinson Massif. Di tengah badai es yang beberapa kali
mengamuk, oksigen yang semakin menipis, suhu yang mencapai -450 derajat Celcius
juga avalance yang sesekali mengincar, mereka terus melaju untuk misi mulia
ini. Tapi siapa sangka jika di belakang mereka sebuah organisasi rahasia sedang
mengikuti mereka dari jalur yang lain untuk merebut formula. Di sinilah mulai
terkuak kejahatan Zionis Internasional dengan berbagai jubah organisasinya.
Subhanallah.
Novel TLJ ini ternyata menggetarkan. Di samping juga ilmiah dan penuh
petualangan. Berbagai data, kajian dan analisa ilmiah di sana, insya Allah akan
kubaca lagi kapan – kapan dengan upgraded chip tentu saja.
Kepedulian
terhadap bumi menjadi titik kuat misi dan visi novel ini. Dari titik inilah
terutama novel ini direkomendasikan. Namun dari sisi romance-nya juga aduhai deh. Hampir mendominasi seluruh novel
ini, membuatnya juga indah dan menyentuh. So lovely.
Meresapinya,
membangkitkan rasa nasionalisme dan keimanan secara bersamaan. Kun Geia seolah
ingin menegaskan bahwa Zionis Internasional adalah musuh bersama bagi semua
manusia yang masih bernurani. Dengan alur yang cepat, adrenalin kita dipacu.
Ditambah lagi konflik pribadi dan keluarga yang mengiringinya dengan dendam dan
romantisme membuat emosi kita diaduk-aduk.
Pengetahuan,
wawasan dan riset Geia yang memadai, menjadikan cerita ini benar – benar hidup.
Seolah – olah kejadiannya benar – benar ada. Mengajak pembaca menikmati
petualangan dan ketegangannya.
Kun
Geia berhasil memancing kepenasaranan pembaca. Dia menaruh pengait di setiap
akhir bab-nya untuk menggugah pembaca. Membuat kita mau membuka halaman dan bab
berikutnya.
Lihat
caranya memotong adegan menegangkan saat Gia berusaha menyelamatkan Davis, dan
juga di beberapa tempat serta adegan lainnya. Persis seperti kita menonton film
yang baru seru – serunya, lalu tiba – tiba diselingi adegan di tempat lainnya.
Membuat tambah penasaran dan makin tegang.
Kejutan
– kejutannya juga membuatku sebagai pembaca lumayan puas. Meski ketika membaca
sedikit clue-nya ketika kejutan itu mau dihadirkan, kita bisa mulai menebak –
nebak. Tapi lumayan banget lah kejutannya. Ternyata Keenan itu ayah Gia,
ternyata Gia selamat dari pengeboman, dan kejutan lainnya yang dihantarkan
melalui surat – surat Davis juga Mahmood.
Meskipun
ada sedikit lompatan yang kurang manis saat mereka – para pahlawan – ini turun
dari Vinson Massif. Kurang dramatisasi dan penggambaran detail. Seandainya saja
claws di bagian ini diperbaiki, pasti hasilnya lebih ciamik.
Most
of all, two thumbs up buat Kun Geia yang menghadirkan TLJ untuk kita semua. Melalui
The Lost Java, kita jadi tahu adanya isu – isu tentang konspirasi dengan tajuk
Save The Earth. Sejarah zionisme dan seluk beluknya yang bagi sebagian besar
orang mungkin tidak diketahui. Seluk beluk medis, percobaan kimiawi,
pengetahuan geologi dan lain – lain hal berkaitan dengan science, yang menambah
kekayaan wawasan bagi para pembaca.
Beliau
telah melalui riset panjang dan berbagai penyempurnaan seperti yang bisa kita
baca melalui halaman persembahannya. Dan ketika aku membaca proses kreatif
pembuatannya, wow wow, beliau melakukan dua puluh kali revisi untuk
penyempurnaannya. Pantas saja.
Congrats.
Selamat untuk Kun Geia. Selamat telah berhasil memukauku meski sebelumnya
sempat tidak kulirik J
Profil
Penulis Resensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar