Oleh Dian Nafi
Ada yang seru dan surprise dari
perjalananku bersama anak-anak dan kakak ipar dengan anak-anaknya. Ceritanya kami
dalam perjalanan pulang dari Gua Kreo mengisi liburan sekolah tengah tahun. (Ada
kisahnya di postingan sebelum ini ya) Karena
hari belum habis, Alvin –keponakanku- spontan mengajak kami semua untuk
berbelok ke sebuah lokasi wisata yang ada di sisi kanan jalan. Semua penumpang mobil
Avanza yang terdiri tiga orang dewasa dan empat anak – anak ini menyetujuinya. Begitulah,
akhirnya kami berbelok ke kampung wisata lembah kalipancur.
Desa Wisata Lembah
Kalipancur ini berada sebelum Perumahan Green Wood.
Mereka yang hendak pergi ke Kawasan
Wisata Goa Kreo atau Pemancingan
Ngrembel Asri akan melalui lokasi wisata ini. Bisa dicapai dari
bundaran Kalibanteng dekat bandara Ahmad Yani, naik saja terus melintasi
sepanjang jalan menuju arah Manyaran. Bisa juga dicapai dari arah Watugong
Sampangan Semarang jika kita berangkat dari arah Tugu Muda, ambil belokan ke arah
Manyaran ketika ada pertigaan. Asyik lho, lokasinya masih berada dalam kota
namun memiliki atmosfer pedesaan. Persis berada di sebelah kiri sebelum
jembatan Kalipancur Manyaran Semarang.
Lihat
saja, kakak iparku terpaksa memegang erat lengan – lengan mereka agar mau
berhenti untuk berpose dulu di depan kolam renang yang nuansanya biru. Selain kolam
renang, ada pemancingan, danau dengan permainan perahu dayung dan bebek air.
Hanya dengan uang lima ribu rupiah, kami bisa naik perahu kecil mengelilingi
danau buatan sepanjang 200 m.
Kampung
wisata ini memang sangat luas. Menempati lahan sekitar 7ha, dengan kontur tanah
berbukit – bukit, menjadikan lokasi ini bukan saja sebuah desa wisata tetapi
juga banyak memberikan ilmu bagi yang hendak belajar mengenai peternakan dan
pertanian.
Kak Nas
dan Mbak Ah, kedua iparku, memisahkan diri dari rombongan kecil kami. Mereka seperti
menikmati bulan madu (yang entah keberapa) karena berjalan berdua saja,
bergandengan, menikmati semua pemandangan yang ada di kawasan wisata ini. Ada Greehouse
yang berupa sangkar raksasa berisi banyak sekali jenis burung.
Sedangkan
aku mengikuti langkah para petualang kecilku menuju tempat konservasi beberapa
hewan. Ada rusa, kambing etawa, sapi,
burung kepodang, kuda poni, berbagai jenis bebek. Hasan, Fatimah, Alvin dan Magda menikmati
benar hiburan ini. Mereka membawa masing – masing sebungkus kacang yang mereka
lemparkan ke dalam kandang untuk bisa dinikmati hewan – hewan itu.
“Wah!
Apa itu kak ?” teriakku pada Alvin sembari menunjuk ke arah sebuah bangunan
panjang berbahan kayu yang mirip bentuknya dengan bangunan dalam film – film koboi,
yang tampak dari kejauhan. Berada di lokasi yang agak lebih tinggi, di bagian
belakang padang rumput tinggi, benar –
benar mirip di peternakan di Amerika (hiks, padahal belum pernah ke sana)
Segera saja kami berlarian menuju tempat tersebut, yang ternyata merupakan
kawasan Western.
Ternyata
kampong wisata ini menampilkan berbagai ragam budaya dunia. Ada Western Village
atau kampong koboi. Ada Japanese Village atau kampong Jepang dengan saungnya
yang khas dengan bentuk atap lancip juga warna merahnya yang nge-jreng. Ada
Balinese Village atau kampung Bali, mengingatkanku pada nuansa di daerah
aslinya yang pernah kukunjungi tahun 1998 (wuahh.. sudah lama sekali ya. Kapan
ke Bali lagi ? :D) Jadi serasa pergi ke tempat - tempat lain di belahan dunia kan?
Capai
berjalan – jalan, kami segera menikmati sajian kulinernya. Makanannya enak,
bumbu ikan bakarnya mantap, sate daging sapinya maknyusss dan es cincau
hijaunya suegerrrr. Di restoran kita juga disuguhi pemandangan alamnya yang
sangat indah. Pemandangan lembah yang masih sangat alami dan (mungkin masih)
perawan.
Eh,
saking asyiknya jalan – jalan, kita sampai lupa kalau belum sholat Ashar. Walah.
Untunglah ada tempat sholat atau musholla di bagian paling depan kawasan
wisata, dekat entrance masuk parkiran. Kami pun sholat berjamaah bersama,
menutup hari yang indah ini. Aku masih berkeinginan datang lagi kapan – kapan karena
rasanya masih belum puas mengunjungi semuanya dengan lebih santai dan jenak. Semoga pas aku ke sini lagi, kawasan ragam budaya dunianya sudah bertambah. jadi benar - benar serasa keliling dunia :D
ooh mungkin ini yang dimaksud Papah ku kmrn, desa wisata. kpn2 ngajak papa n ibu ksini ah
BalasHapusiya, mbak Rahmi. lumayan asyik:)
BalasHapusBeberapa kali lewat.. tapi belum sempat mampir..
BalasHapusAyo ke sana, Winda :)
Hapuskapan-kapan saya ke sana Mba :)
BalasHapusselamat jalan-jalan ya :)
Hapusmantep ka :) *makannannya hheheh mampir juga yah http://www.sicodet.com/ :)
BalasHapustengkyu, oke. i'm on the way :)
HapusNamanya "Kalipancur" apa ada air terjunnya di dekat situ ya?
BalasHapusiya, betul. Ada air terjunnya :)
Hapusayo, ke sana :)
BalasHapusmakasih kunjungannya. aku gantian kunjungi ya :)