BOOK
ABROAD
Menyelesaikan
sebuah novel ternyata bukan hal yang mudah. Aku hampir saja menyerah.
Tiba-tiba
aku bagai terseret pusaran menakutkan.
“Aku
memang bukan penulis!” teriakku. Hatiku memanggil, ini jalanku. Pikiranku yang
lain membisikkan ‘kamu kan arsitek, please deh’.
Mungkin
aku memang harus istirahat untuk menenangkan kalut batinku yang bergejolak.
Tapi aku penasaran jika belum segera menyelesaikan sesuatu yang sudah kumulai.
Membuka rak buku dengan maksud mencari inspirasi di antara deadlock yang
menyesakkan dada, aku menemukan tulisan Asma Nadia. Bermula dari membaca kumcer
itulah aku kemudian sadar, ternyata dia lebih dari yang kusangka. Meski niat awalku mencari inspirasi bagi kelanjutan
novelku belum kuperoleh langsung begitu saja setelah membaca kumcer itu, tapi
kurasakan serapan energi dan serangkaian motivasi inspirasi dalam langkah
kehidupanku. Aku jadi lebih sering melirik Asma Nadia, meski sudah lama menjadi
fans page-nya dan juga ada di friendlist nya.
Tidak
saja mengobarkan apiku untuk melanjutkan penaku menari-nari, tetapi juga
menyiramkan bensin bagi mimpiku yang baru.
Self publishing. Asma Nadia
Publishing House yang dikembangkannya sendiri menjadi inspirasi bagiku untuk
akhirnya mantap mewujudkan mimpi yang lama terpendam. Kecintaanku pada buku dan
tanggungjawabku sebagai single parent dari dua yatim memanggilku untuk
melanjutkan mimpi ini. Juga mimpi keliling dunia seperti para penulis sukses
itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar