Teruntuk Bapak Ustadz Syafii
Antonio, MSc.
Assalamualaikum Warohmatullahi
Wabarokatuh
Alhamdulillah tsumma sholawat ala
Rasulullahi shallahu alaihi wasallam.
Semoga Bapak
Syafii dan keluarga selalu dalam kasih sayang Allah.
Menjadi impian
saya sejak lama untuk bisa duduk bersama Bapak dan bertanya mengenai banyak
hal. Begitu menggebu cita-cita saya ini namun saya belum juga memiliki
keberanian untuk melakukan satu langkah menuju cita-cita saya ini. Sehingga
hari ini event Surat Inspiratif menggedor kesadaran saya dan saya, bismillah,
melakukannya. Semoga suatu masa impian saya ini akan terwujud. Aamiin.
Bapak
Syafii adalah sosok gambaran ideal menurut saya, terutama bagi generasi masa
depan, juga anak-anak saya serta anak-anak didik kami di PAUD sederhana yang
kami rintis. Kecerdasan, intelektualitas, pemahaman terhadap Islam dan Alquran,
wawasan, visi, misi dan juga aktualias dan implementasi Bapak Syafii dalam
kehidupan yang membumi, komplit-kaffah.
Prinsip
ekonomi syariah yang Bapak Syafii perkenalkan beberapa tahun lalu bahkan
sekarang menjadi economic trend di dunia. Salah satu pendekatan pengelolaan
keuangan yang semakin diminati oleh dunia internasional. Subhanallah.
Dan
hampir sendirian, menjadi leader sebuah kelompok kecil dan mungkin saat itu tidak
popular, Bapak Syafii menengahkan prinsip ini dengan bahasa santun, tidak
arogan, simpatik dan persuasif.
Lebih dari semua
itu, yang menjadi saya semakin terkagum – kagum adalah kenyataan bahwa Bapak
Syafii seorang mualaf. Tidak memeluk Islam dari semenjak lahir namun memiliki
pemahaman dan penerapan Islam secara Kaffah, holistic dan menyeluruh. Melebihi
kebanyakan muslim yang menjadi Islam semenjak lahir.
Banyak sekali
ayat – ayat Alquran yang Bapak baca di luar kepala, sehingga saya mengira kalau
Bapak kemungkinan hafal Alqur’an. Tetapi seorang yang tawadlu dan rendah hati
seperti Bapak Syafii, saya kira mungkin tidak ingin menonjolkan kemampuannya
yang ini pula.
Kenapa saya
ingin bertemu dan berbincang dengan Bapak?
Antara lain saya
ingin memperoleh spirit itu langsung dari sumbernya. Spirit dan semangat
menjadi muslim kuat dalam arti yang seluas – luasnya. Kuat iman, fisik dan juga
kuat ekonomi. Saya ingin anak-anak saya menjadi Syafii Antonio kedua, ketiga
atau keberapa, tapi menjadi seperti Syafii Antonio.
Lingkungan
sekitar saya banyak sekali kyai dan ustadz. Namun yang juga berwawasan ekonomi
dan mempunyai manajerial seperti Bapak Syafii, hampir tidak ada. Bahkan tidak
ada. Banyak kawan-kawan dan senior saya yang menjadi pengusaha sukses tetapi
jarang yang lengkap dengan pemahaman mengenai ekonomi syariah apalagi
mengaplikasikannya secara membumi.
Kebiasaan dan
budaya mengkotak-kotakkan ‘ibadah mahdhoh’ dan ‘aktifitas ekonomi’ yang
dianggap keduniawian serta materialistis selama ini, sesungguhnya melemahkan
dan mengamputasi kemampuan umat itu sendiri. Curiga saya, kebiasaan dan buadaya
ini kemungkinan memang diciptakan oleh penjajah Belanda dan semacamnya yang
tidak ingin melihat rakyat jajahannya maju dan berjaya. Karena saat ini kita
sudah lama sekali memproklamirkan kemerdekaan, semestinya kita juga merdeka
dengan sesunguh – sungguhnya merdeka. Termasuk melepaskan diri dari kungkungan
penghitamputihan dengan yang disebut ibadah. Meraih kemerdekaan dan kemandirian sebagai pribadi
maupun bangsa dari penjajahan apapun, termasuk penjajahan ekonomi dalam bentuk
hutang luar negeri dan semacamnya.
Memiliki satu
Syafii Antonio saja sudah memberikan harapan bagi kami untuk bangkitnya negeri
ini. Apalagi jika Bapak Syafii juga nantinya mau mendidik putra putri saya
(saat ini berusia enam dan empat tahun) agar mereka kuat dalam pemahaman Islam
serta Alqurannya juga kuat prinsip ekonomi syariah serta cerdas dalam
aplikasinya dalam kehidupan. Aamiin…
Sekali lagi,
kenapa saya ingin bertemu dan berbincang dengan Bapak?
Alasan yang
lainnya adalah saya ingin tahu siapa di balik semua kesuksesan dan pribadi
Bapak Syafii yang seperti ini. Bagaimana keluarga Bapak dan bagaimana cerita
mereka mengenai keseharian Bapak. Bagaimana Bapak Syafii menemukan Islam dan
mencintainya dengan sangat. Pengalaman-pengalaman apa saja yang Bapak Syafii
alami. Semua tentang Bapak begitu menggoda saya. Saya ingin suatu saat
benar-benar bertemu Bapak. Saya ingin mengenalkan putra putri saya kepada
Bapak, tepatnya saya ingin mengenalkan Bapak kepada putra putri saya. Seseorang yang
menginspirasi saya untuk memiliki banyak keberanian dan cita-cita demi
kemandirian diri, kejayaan umat dan kesuksesan dunia akhirat.
Terimakasih
Bapak Syafii atas perhatian dan waktunya karena telah berkenan membaca surat saya. Semoga Allah
senantiasa memberikan pertolongan dan memberikan kemudahan bagi langkah langkah
mewujudkan seluruh cita-cita Bapak Syafii.
Saya memohon
maaf jika terdapat hal-hal yang kurang berkenan di hati Bapak Syafii. Semoga
suatu saat Allah memberi kesempatan bagi saya untuk bertemu Bapak.
Wassalamualaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar