UNTUNG DUA DUNIA
Mungkin tidak
banyak diketahui orang bahwa praktek ekonomi syariah sesungguhnya sangat sangat
menguntungkan. Bagi diri sendiri maupun umat secara nyata. Keuntungan yang
diperoleh tunai di dunia maupun keuntungan akhirat karena mengaplikasikan apa
yang disyariahkan Allah dalam Alquran. Untung dua dunia,intinya.
Dari investasi
yang ditanam saja, hasilnya di perbankan syariah lebih banyak jika dibandingkan
kalau kita menanamnya di bank konvensional. Untuk uang Rp 25 juta dalam setahun
kita bisa mendapatkan bagi hasil sekitar Rp 8 juta. Hasilnya bisa fluktuatif
tergantung dengan perputaran pengelolaan modal/ saham tersebut.
Kalau di bank
konvensional? Sila cek sendiri.
Bagaimana bisa
lebih banyak?
Kemungkinannya
karena pengelolaan keuangan dengan system syariah ini menyentuh langsung para
pemain pasar yang mengelola dengan baik dan melaporkannya secara transparan.
Keuntungan dari hasil pengelolaan dibagi nisbahnya dengan para pemodal/penanam
saham dengan prosentase yang adil dan rasional bagi keduanya.
Biaya
administrasi dan lain-lain biaya juga lebih ringan dibandingkan dengan biaya di
bank bank konvensional.
Mengenai jatuh
cintaku dengan perbankan dan ekonomi syariah ini tak lepas dari sosok Bapak
Syafii Antinio yang memperkenalkannya sejak lama.
Menjadi impian
saya sejak lama untuk bisa duduk bersama beliau
dan bertanya mengenai banyak hal. Semoga suatu masa impian saya ini akan
terwujud. Aamiin.
Kecerdasannya,
intelektualitas, pemahaman terhadap Islam dan Alquran, wawasan, visi, misi dan
juga aktualias dan implementasi Bapak Syafii dalam kehidupan sungguh membumi
dan juga komplit-kaffah.
Prinsip
ekonomi syariah yang Bapak Syafii perkenalkan beberapa tahun lalu bahkan
sekarang menjadi economic trend di dunia. Salah satu pendekatan pengelolaan
keuangan yang semakin diminati oleh dunia internasional. Subhanallah.
Dan
hampir sendirian, menjadi leader sebuah kelompok kecil dan mungkin saat itu
tidak popular, Bapak Syafii menengahkan prinsip ini dengan bahasa santun, tidak
arogan, simpatik dan persuasif.
Lebih dari semua
itu, yang menjadi saya semakin terkagum – kagum adalah kenyataan bahwa Bapak
Syafii seorang mualaf. Tidak memeluk Islam dari semenjak lahir namun memiliki
pemahaman dan penerapan Islam secara Kaffah, holistic dan menyeluruh. Melebihi
kebanyakan muslim yang menjadi Islam semenjak lahir.
Banyak sekali
ayat – ayat Alquran yang Bapak baca di luar kepala, sehingga saya mengira kalau
Bapak kemungkinan hafal Alqur’an. Tetapi seorang yang tawadlu dan rendah hati
seperti Bapak Syafii, saya kira mungkin tidak ingin menonjolkan kemampuannya
yang ini pula.
Visi perbankan
dan ekonomi syariah menyalakan spirit dan semangat menjadi muslim kuat dalam
arti yang seluas – luasnya. Kuat iman, fisik dan juga kuat ekonomi. Saya ingin
anak-anak saya menjadi Syafii Antonio kedua, ketiga atau keberapa, tapi menjadi
seperti Syafii Antonio.
Lingkungan
sekitar saya banyak sekali kyai dan ustadz. Namun yang juga berwawasan ekonomi
dan mempunyai manajerial seperti Bapak Syafii, hampir tidak ada. Bahkan tidak
ada. Banyak kawan-kawan dan senior saya yang menjadi pengusaha sukses tetapi
jarang yang lengkap dengan pemahaman mengenai ekonomi syariah apalagi
mengaplikasikannya secara membumi.
Kebiasaan dan
budaya mengkotak-kotakkan ‘ibadah mahdhoh’ dan ‘aktifitas ekonomi’ yang
dianggap keduniawian serta materialistis selama ini, sesungguhnya melemahkan
dan mengamputasi kemampuan umat itu sendiri. Curiga saya, kebiasaan dan buadaya
ini kemungkinan memang diciptakan oleh penjajah Belanda dan semacamnya yang
tidak ingin melihat rakyat jajahannya maju dan berjaya. Karena saat ini kita
sudah lama sekali memproklamirkan kemerdekaan, semestinya kita juga merdeka
dengan sesunguh – sungguhnya merdeka. Termasuk melepaskan diri dari kungkungan
penghitamputihan dengan yang disebut ibadah. Meraih kemerdekaan dan kemandirian sebagai pribadi
maupun bangsa dari penjajahan apapun, termasuk penjajahan ekonomi dalam bentuk
hutang luar negeri dan semacamnya.
Memiliki satu
Syafii Antonio saja sudah memberikan harapan bagi kami untuk bangkitnya negeri
ini. Apalagi jika Bapak Syafii juga nantinya mau mendidik putra putri saya
(saat ini berusia enam dan empat tahun) agar mereka kuat dalam pemahaman Islam
serta Alqurannya juga kuat prinsip ekonomi syariah serta cerdas dalam
aplikasinya dalam kehidupan.
Seperti Bapak
Syafii Antonio menginspirasi saya untuk memiliki banyak keberanian dan
cita-cita demi kemandirian diri, kejayaan umat dan kesuksesan dunia akhirat.
Saya juga ingin menginspirasi sebanyak-banyak orang untuk mempraktekkan
perekonomian syariah dan menggunakan perbankan syariah sebagai pilihan.
Salah satu
caranya adalah menjadi contoh dan model sukses sebagai seorang usahawan yang
menggunakan dan mengaplikasikan perekonomian syariah dalam roda usahanya.
Contoh dan teladan sejuta kali lebih berbicara dibandingkan kalimat, kata-kata
maupun tulisan saja.
Cara lain dengan
terus menerus berperan serta dalam komunitas-komunitas apa saja dan mengenalkan
system perekonomian dan perbankan syariah ini dengan mempresentasikan contoh
dan model – model suksesnya.
Kampanye melalui
berbagai kegiatan dan brand awareness yang telah sukses harus disertai dengan
peningkatan pelayanan dan peningkatan mutu terus menerus demi kesinambungan
kredibilitas dari masyarakat dan khalayak umum.
Insya Allah,
jika Allah menjadi tujuan kita. Jika Dia yang kita harapkan ridloNya, Dia akan
menolong dan memudahkan langkah-langkah kita. Aamiin.
Kini, saatnya
diri bangkit. Saatnya umat bangkit. Saatnya bangsa bangkit!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar