If you
want to be a leader, you need people who will choose to follow you, to talk
about you, to connect over your ideas!”
Itu adalah salah satu kalimat Seth Godin yang saya suka sekali.
Kenapa? Karena itu memberikan perspektif baru pada konsep kepemimpinan,
khususnya di Era New Wave yang horizontal, inklusif, dan sosial ini.
Dulu, pemimpin sering diilustrasikan sebagai orang yang gede,
kuat, dan berani bertarung sehingga ditakuti orang. Karena ketakutan itulah,
orang lantas mau jadi pengikutnya.
Lantas, konsep kepemimpinan berubah lagi. Yang penting pemimpin,
katanya pintar. Bahkan, lebih pintar dari pengikutnya. Bukan cuma fisik tapi
juga otak. Karena orang tidak hanya mengikuti orang yang lebih kuat tapi yang
bisa mengajari mereka.
Orang
ingin dapat sesuatu dari pemimpinnya. Tapi, ketika peradaban maju terus,
pemimpin juga harus pintartouching
the heart. Bisa lewat pidato yang membakar semangat. Bisa
lewat cara senyum dan gestur tubuh.
Politisi yang badannya tegap dan ganteng ditambah otaknya
cemerlang memang punya posisi menguntungkan. Tapi, kalau masih belum bisa
gendong bayi di depan publik dan menceritakan humor yang cerdas susah menang.
Karena kebanyakan pemilih tidak terlalu mau pusing memikirkan rencana dia
secara detail.
Apalagi
zaman televisi telah membuat orang jadi sangat memperhatikan soft
power dari seseorang. Nah, di zaman internet yang memacu Era New
Wave ini beda lagi. Seorang pemimpin tidak kelihatan jelas fisiknya, hanya bisa
diperkirakan lewat foto-foto.
Kepintaran juga sangat relatif karena saking banyaknya pemikiran
dituangkan lewat Internet. Karena itu sangat susah untuk membuat sebuah
pemikiran jadi menonjol. Tiap detik ada ribuan pemikiran baru di taruh di
Internet. Kepandaian menyusun kata-kata yang menyentuh hati pasti tetap penting
tanpa larut dalam banyaknya pesan semacam itu di Internet.
Pokoknya, mau seganteng, sepintar, dan seromantis
apa pun susah untuk menonjol di Internet. Karena itulah, saya sering
bicara tentang kejujuran, keunikan yang otentik, dan transparansi di Internet.
Kalau ketiga hal di atas—dan hanya itulah—dilakukan secara
konsisten, seseorang akan diakui sebagai pemimpin. Dan buktinya? Ya, ada
di apa yang dikatakan Seth Godin tadi.
Berapa
orang yang mau mengikuti Anda di Twitter, Pinterest, Instagram, dan lain lain?
Berapa orang pula yang mau mengundang Anda di LinkedIn atau menerima Anda di
Facebook? Berapa orang pula yang bersedia meng RT Tweet Anda? Berapa orang yang
mau me-link ke website pribadi Anda? Dan berapa orang
pula yang mau membahas, menganalisis, dan bahkan mengulas pendapat Anda?
Itu
semua adalah leadership metrics baru di era New Wave. Lantas apa
hubungannya dengan Marketing? Sebuah Brand yang tidak bisa jadi pemimpin
seperti itu akan susah menang di persaingan. Alasannya, dia tidak bisa
mengaktifkan komunitasnya. Juga karena dia tidak bisa men-trigger terjadinya Coversation.
Sekali
sebuah Brand berhasil melakukan hal tersebut, dengan mudah dia akan bisa
menggunakan tempat aktivasi itu sebagai kanal penjualan. Communal Activation adalah Channel yang ampuh.
Selain
itu, semua Coversation tentang Brand tersebut pasti merupakan
sebuah promosi yang ampuh pula.Communal
Activation dan Conversation sudah mengganti Channel dan Promotion di Legacy Marketing.
Bagaimana pendapat Anda?
sumber : internet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar