Membaca Rafillus mengingatkan saya pada cerpen seorang teman. yang bercerita tentang seorang lelaki berbadan besi. Baru kemudian saya sadar, justru cerpen teman saya itu yang terinspirasi oleh Rafillus. Apalagi dia terang-terangan menyukai karya-karya Budi Darma.
Gaya penceritaannya mirip mas As Laksana juga yang ini. Suka belok-belok, ke mana-mana, ngalor ngidul begitu, kadang-kadang jadi takut tersesat. hehe. lho tadi cerita apa, kok jadi ke mana.
Dan benar kalau kemarin aku sempat baca komentar seseorang (di twitter kalau nggak salah) Budi Darma ini terlalu 'dingin'. Hohoho. Sementara kesimpulanku juga sama.
Tapi kepiawaiannya menceritakan yang absurditas dan surealis ini yang justru disukai guruku. Dia juga sejenis, sealiran. Kadang-kadang demi memenuhi tuntutan pelajarannya, aku juga menulis yang serupa itu. Tapi ke sini-sini, sepertinya aku mulai lebih suka yang realistis inspiratif gitu deh.
Btw, semua kan masih proses.
Yuk kita nikmatin aja :)
Rafillus
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar