KISAH KISAH CINTA INSPIRATIF
(Resensi Dear Love)
Istilah flash fiction merupakan kategori fiksi yang tergolong ‘baru’ di tanah air. Meski tidak benar-benar baru ditemukan tapi saat ini flash fictiontengah mencuri perhatian banyak orang, baik pembaca maupun penulis fiksi. Tingginya minat pembaca juga dapat dilihat oleh semakin banyaknya lomba menulis flash fiction saat ini. Kalau ada yang belum tahu, Flash fiction adalah karya fiksi yang sangat singkat, bahkan lebih ringkas daripada cerita pendek. Walaupun tidak ada ukuran jelas tentang berapa ukuran maksimal sebuah flash fiction, umumnya karya ini lebih pendek dari 1000 atau 2000 kata. Semua ini mengacu pada rupa flash fiction yang sepertinya dirancang untuk dibaca sekaligus, langsung habis karena keterbatasan waktu membacanya.
Buku dengan judul “Dear Love” ini merupakan salah satu dari karya flash fiction yang merupakan hasil audisi yang telah dilakukan oleh Hasfa Publishing. Karya fiksi Indonesia yang selama ini didominasi tema-tema cinta, dalam Dear Love ini pun Hasfa publishing menghadirkan tema serupa. Hal ini tentunya karena tema yang paling banyak diminati sampai saat ini adalah tentang cinta. Cerita-cerita di dalamnya banyak mengisahkan kisah cinta inspiratif yang bisa menjadi bahan bacaan di kala santai yang tentunya salah satu misi dari flash fiction.
Senada dengan Judul “Dear Love”, pemilihan covernya pun ingin menonjolkan ikon cinta dengan bentuk hati, sehingga meneror pembaca untuk menyentuh dan membolak-baliknya karena penasaran. Ditambah lagi dengan tagline “Menghubungi Cinta, Menghubungkan Cinta, Hubungan Cinta”, ini menunjukkan bahwa buku ini memang berbicara tentang cinta secara keseluruhannya.
Karena ini adalah kumpulan flash fiction, maka pembaca harus mengantisipasi agar siap-siap untuk mendapatkan kesan nanggung yang ditimbulkan. Bukan karena ceritanya yang super mini, hanya saja kebiasaan dalam membaca novel dan menonton serial TV yang panjang, membuat pembaca harus mendapatkan elaborasi lebih jauh dan mendalam mengenai sebuah cerita.
Ibarat pepatah, "Tidak ada gading yang tak retak", demikian juga dalam Dear Love ini. Meski buku ini merupakan hasil audisi dan telah melalui beberapa penyaringan, masih kita jumpai beberapa kukurangan-kekurangan, baik itu hanya bersifat biasa saja, maupun sangat mengganggu pembacanya.
Contohnya dalam halaman 15 akan kita temukan banyak kesalahan dalam paragraph pertama dan kedua dalam segi peletakan tanda baca. Baik titik-koma, maupun tanda seru yang diletakkan bukan pada tempatnya. Ini tentu saja mengganggu, mengingat letak ceritanya yang ditempatkan di awal-awal buku. Ini sedikit-banyak akan mengurangi pembaca untuk melanjutkan ke beberapa kisah yang masih banyak di belakangnya. Meski demikian, masih banyak kisah cinta lain yang dihadirkan dalam buku ini yang tentunya mampu menutupi kekurangan-kekurangan yang ada dalam buku ini. Isi buku terbitan hasfa publishing ini tetap berbobot.
Dengan cara penulisannya yang sederhana, kita seolah terlibat langsung dalam setiap potong kisah buku ini. Adakalanya kita akan tertawa membacanya, terdiam, atau pun tersenyum-senyum sendiri. Namun, di setiap akhir kisahnya kita akan sepakat untuk menyimpulkan, bahwa buku ini benar-benar menarik.
Bermacam kisah cinta terekam dalam buku ini. Sebut saja “Jangan Ambil Dia” milik Ragil Kuning yang menceritakan pernikahan yang dipaksakan. “Laras, maafkan aku. Kuanggap perjodohan ini sebagai keterpaksaan. Aku tak ingin dianggap durhaka, maka kuturuti permintaan ibu untuk menikahimu.” (hal. 13).
Bermacam kisah cinta terekam dalam buku ini. Sebut saja “Jangan Ambil Dia” milik Ragil Kuning yang menceritakan pernikahan yang dipaksakan. “Laras, maafkan aku. Kuanggap perjodohan ini sebagai keterpaksaan. Aku tak ingin dianggap durhaka, maka kuturuti permintaan ibu untuk menikahimu.” (hal. 13).
Dari kisah itu saja, kita akan dibuat tertegun dengan akhir kisah yang cukup mengena. Ini akan mengingatkan kita akan kata mutiara, terkadang kita baru merasa benar-benar kehilangan saat orang yang kita cintai telah pergi.
Selain itu, karya Wicha Spicca Breeze pun demikian mengena. Kisahnya tentang wanita yang trauma dengan cinta, karena orang-orang yang dicintainya selingkuh gara-gara menilai kecantikan dari fisik semata. Dalam keputus asaan dia selalu berdoa, semoga Tuhan mempertemukannya dengan seseorang yang mencintainya tanpa memandang fisik, tapi karena cintanya yang tulus semata. Seperti apakah jodoh yang dikirimkan Tuhan kepadanya? Temukan jawabannya dalam “Biar Tuhan yang Memilihkan” di halaman 73.
Selain itu, karya Wicha Spicca Breeze pun demikian mengena. Kisahnya tentang wanita yang trauma dengan cinta, karena orang-orang yang dicintainya selingkuh gara-gara menilai kecantikan dari fisik semata. Dalam keputus asaan dia selalu berdoa, semoga Tuhan mempertemukannya dengan seseorang yang mencintainya tanpa memandang fisik, tapi karena cintanya yang tulus semata. Seperti apakah jodoh yang dikirimkan Tuhan kepadanya? Temukan jawabannya dalam “Biar Tuhan yang Memilihkan” di halaman 73.
Selain dua kisah itu, masih banyak lagi beberapa pelajaran yang diceritakan oleh penulis Hasfriends dalam buku ini. 111 tulisan tentang cinta tentu bukan angka yang sedikit. Pilihan-pilihan flash fiction ini tentunya akan memberikan gambaran tentang universalnya cinta.
Akhir kata, buku ini telah memperkaya khazanah flash fiction di Indonesia yang saat ini digemari karena keterbatasan waktu luang untuk membaca. Dengan bahasa khas penulisnya, yang renyah, buku ini sangat cocok untuk semua golongan, baik muda maupun tua. Banyak pesan moral yang disampaikan dalam buku ini. Layak dikoleksi untuk referensi menulis flash fiction sekaligus sebagai bahan bacaan di kala senggang.
Judul : Dear Love
Penulis : Hasfriends
Penerbit : Hasfa Publishing
Cetakan : I, 2011
Tebal : 227 halaman
ISBN 978-602-98386-7-1
Harga : Rp. 49.000
Penerbit : Hasfa Publishing
Cetakan : I, 2011
Tebal : 227 halaman
ISBN 978-602-98386-7-1
Harga : Rp. 49.000
peresensi : Riu
sumber : blog riuisme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar