Dari Anne R. Allen di situsnya http://annerallen.blogspot.com/ , kita bisa mengutip 8 teknik menulis novel yang PASTI diterima penerbit. Sebagaimana kita ketahui, tidak semua naskah masuk diterima dan diterbitkan oleh penerbit. Begitu pula cinta, ada kalanya bertepuk sebelah tangan #tsahh #beratcuy. Mengapa naskah novelku tidak diterima penerbit ya? Banyak alasan dan jawaban yang bisa diajukan. Mulai dari teknis menulis sampai attitude. Untuk menjamin naskah kita diterima, penulis kudu tahu trik-triknya. Nah, Anne R. Allen yg baik hati telah membocorkan trik-triknya ini:
(1) Agar #diterimapenerbit, tulislah novel dengan genre yang "laku" atau sedang in atau calon populer di pasaran.
Sering-seringlah main ke toko buku. Seorang penulis itu punya dua kuil persembahan: (1) perpustakaan dan (2) toko buku. Toko buku (on line maupun tradisional) adalah tempat paling tepat untuk melihat buku-buku apa yg sedang laris atau calon laris. Misal: saat ini yg lagi laris adalah buku-buku remaja-keagamaan-populer, nah tulis buku dengan tema-tema sekitaran itu. Pastikan juga penerbitnya tepat. Masak iya kirim naskah teenlit ke penerbit buku pertanian? (˘̩̩̩_˘̩ƪ) #GalauBersamaOryzaSativa.
(2) Agar #diterimapenerbit, jangan atau hindari menulis naskah yang meniru naskah film bioskop/sinetron.
Sebuah buku yang diadaptasi dari film, biasanya jatuh alias gagal di pasaran. Jadi, filmnya dibukuin begitu. Kalah sensasi kali ya. Berbeda halnya dengan buku yang diangkat menjadi film layar lebar. Nah ini baru keren karena hanya buku2 keren saja yg difilmkan. Jangan meniru film, lebih baik tirulah buku atau novel lain. Meskipun menjiplak itu haram banget hukumnya, tapi tidak apa-apalah kalau sekadar "terinspirasi".
"A novel is a mindscape, not a landscape." (Anne R. Allen). Dalam novel, pembaca melihat cerita dari dalam diri si karakter. Sementara dalam film, penonton melihat cerita dari luar. Jadinya beda.
(3) Agar #diterimapenerbit tulislah naskah yang menggunakan tidak lebih dari 3 sudut pandang.
Terlalu banyak sudut pandang dapat membuat pembaca kehilangan fokus. Lagi asik sama si A, tau-tau diseret si B, dan si C, lanjut ke D, dan E. Konsekuen dengan satu atau dua sudut pandang, pembaca umum akan lebih menyukainya. Percayalah :)) Model cerita dengan banyak sudut pandang ini sering dijumpai pada novel-novel lama dan klasik. Bagus memang, tp membacanya juga kudu sabar.
(4) Agar naskah #diterimapenerbit, jangan terlalu bertele-tele dalam bercerita.
Berbasa-basi itu perlu, tapi kalau sampai bertele-tele ya hanya membuat jemu. Pembaca modern cenderung tdk punya banyak waktu. Mereka butuh cerita yang langsung menghibur, langsung mencekam, langsung seru. Beri prolog atau pengantar seperlunya, lalu segera masuk ke "tensi" atau ketegangan dalam cerita. Kalau tidak, mereka keburu mengantuk.
(5) Agar naskahmu #diterimapenerbit, pastikan ada tokoh protagonis dan tokoh antagonisnya. Ada yg baik dan jahat, baik dan buruk.
Sebuah cerita tanpa tokoh jahat akan terasa hambar. Begitu pula, sebuah kisah tanpa tokoh baik akan membuat suram dunia. Tidak harus tokoh baik yang jadi karakter utama. Bermain-mainlah dengan karakter abu-abu. Tapi jelas: harus ada karakter yang dominan!
(6) Agar naskah #diterimapenerbit, jangan menciptakan karakter protagonis yang mudah puas. Bikin karakter yg rasa ingin tahunya tinggi.
Seperti slogan iklan susu formula, panggilah karakter para penjelajah, pencipta, pemimpin, pengelana, pejuang, pahlawan, perintis. Ciptakan tokoh utama yang (tidak harus berani) tetapi punya rasa ingin tahu tinggi, berani mencoba, selalu bergerak, aktif. Ngak harus muda. Karakter utama (bisa baik, bis apula jahat) adalah penggerak utama cerita. Kalau karakter dia lemes, ceritanya juga bakal "ngesot" doang :(. Ketika karakter utama berhenti bergerak (entah maju, entah mundur, entah menang, entah kalah) maka cerita juga ikut terpengaruh. Intinya, ciptakan karakter utama yang aktif dan bersemangat, percayalah pembaca akan lebih mencintainya. Yakin deh :)
(7) Agar naskahmu #diterimapenerbit jadilah seorang penulis yang galak pada karakter utama hehehe
Jangan terlalu memanjakan karakter utama. Beri dia masalah, serangan, halangan, penyakit, penderitaan. Ayo cambuk dia! *sensor* Buat karakter utamamu menderita sehingga dia tidak puas dengan keadaannya sekarang. Saat itulah dia jadi tertantang untuk bergerak, hidup! Harry Potter disiksa Paman dan Bibinya. Ikal tinggal di keluarga miskin. Lihat kan, dari awal mereka sudah berada di luar zona nyamannya.
(8) Agar naskahmu #diterimapenerbit buatlah cerita yang spesial, yang unik, yang tidak sama dengan kehidupan nyata.
Setiap pembaca novel membaca untuk mengalihkan diri dari dunia nyata yang kadang kejam dan tak berwarna. Novel adalah pelarian yg bagus. Karena dlm karya fiksilah pembaca bisa mengalami petualangan yg tak pernah bisa mereka jalani, bertemu orang2 yg mustahil ada di dunia nyata. Meskipun sebuah cerita terinspirasi dari kisah di dunia nyata, berilah dramatisasi. Buat lebih menarik, lebih berwarna, lebih dinamis, ajaib. JK Rowling trinspirasi menulis Harry Potter saat naik kereta api. Tapi, kisah itu ia bumbui, ia ubah, ia sihir. Maka jadilah Hogwart Express.
Bosan juga kan kalau pembaca yang sehari2 sudah kejebak kemacetan, eh di novel masih disuguhi kisah tentang kemacetan jalan. Kasian deh. Jadikan karyamu sebagai tempat pembaca bisa sejenak melarikan diri dari dunia nyata. Itulah yang dicari pembaca dari novel-novel bestseller.
"Maka kularikan anganku ke buku. Ke sanalah aku pergi kalau kehidupan nyata terasa sangat berat, atau tidak fleksibel." (Neil Gaiman)
(1) Agar #diterimapenerbit, tulislah novel dengan genre yang "laku" atau sedang in atau calon populer di pasaran.
Sering-seringlah main ke toko buku. Seorang penulis itu punya dua kuil persembahan: (1) perpustakaan dan (2) toko buku. Toko buku (on line maupun tradisional) adalah tempat paling tepat untuk melihat buku-buku apa yg sedang laris atau calon laris. Misal: saat ini yg lagi laris adalah buku-buku remaja-keagamaan-populer, nah tulis buku dengan tema-tema sekitaran itu. Pastikan juga penerbitnya tepat. Masak iya kirim naskah teenlit ke penerbit buku pertanian? (˘̩̩̩_˘̩ƪ) #GalauBersamaOryzaSativa.
(2) Agar #diterimapenerbit, jangan atau hindari menulis naskah yang meniru naskah film bioskop/sinetron.
Sebuah buku yang diadaptasi dari film, biasanya jatuh alias gagal di pasaran. Jadi, filmnya dibukuin begitu. Kalah sensasi kali ya. Berbeda halnya dengan buku yang diangkat menjadi film layar lebar. Nah ini baru keren karena hanya buku2 keren saja yg difilmkan. Jangan meniru film, lebih baik tirulah buku atau novel lain. Meskipun menjiplak itu haram banget hukumnya, tapi tidak apa-apalah kalau sekadar "terinspirasi".
"A novel is a mindscape, not a landscape." (Anne R. Allen). Dalam novel, pembaca melihat cerita dari dalam diri si karakter. Sementara dalam film, penonton melihat cerita dari luar. Jadinya beda.
(3) Agar #diterimapenerbit tulislah naskah yang menggunakan tidak lebih dari 3 sudut pandang.
Terlalu banyak sudut pandang dapat membuat pembaca kehilangan fokus. Lagi asik sama si A, tau-tau diseret si B, dan si C, lanjut ke D, dan E. Konsekuen dengan satu atau dua sudut pandang, pembaca umum akan lebih menyukainya. Percayalah :)) Model cerita dengan banyak sudut pandang ini sering dijumpai pada novel-novel lama dan klasik. Bagus memang, tp membacanya juga kudu sabar.
(4) Agar naskah #diterimapenerbit, jangan terlalu bertele-tele dalam bercerita.
Berbasa-basi itu perlu, tapi kalau sampai bertele-tele ya hanya membuat jemu. Pembaca modern cenderung tdk punya banyak waktu. Mereka butuh cerita yang langsung menghibur, langsung mencekam, langsung seru. Beri prolog atau pengantar seperlunya, lalu segera masuk ke "tensi" atau ketegangan dalam cerita. Kalau tidak, mereka keburu mengantuk.
(5) Agar naskahmu #diterimapenerbit, pastikan ada tokoh protagonis dan tokoh antagonisnya. Ada yg baik dan jahat, baik dan buruk.
Sebuah cerita tanpa tokoh jahat akan terasa hambar. Begitu pula, sebuah kisah tanpa tokoh baik akan membuat suram dunia. Tidak harus tokoh baik yang jadi karakter utama. Bermain-mainlah dengan karakter abu-abu. Tapi jelas: harus ada karakter yang dominan!
(6) Agar naskah #diterimapenerbit, jangan menciptakan karakter protagonis yang mudah puas. Bikin karakter yg rasa ingin tahunya tinggi.
Seperti slogan iklan susu formula, panggilah karakter para penjelajah, pencipta, pemimpin, pengelana, pejuang, pahlawan, perintis. Ciptakan tokoh utama yang (tidak harus berani) tetapi punya rasa ingin tahu tinggi, berani mencoba, selalu bergerak, aktif. Ngak harus muda. Karakter utama (bisa baik, bis apula jahat) adalah penggerak utama cerita. Kalau karakter dia lemes, ceritanya juga bakal "ngesot" doang :(. Ketika karakter utama berhenti bergerak (entah maju, entah mundur, entah menang, entah kalah) maka cerita juga ikut terpengaruh. Intinya, ciptakan karakter utama yang aktif dan bersemangat, percayalah pembaca akan lebih mencintainya. Yakin deh :)
(7) Agar naskahmu #diterimapenerbit jadilah seorang penulis yang galak pada karakter utama hehehe
Jangan terlalu memanjakan karakter utama. Beri dia masalah, serangan, halangan, penyakit, penderitaan. Ayo cambuk dia! *sensor* Buat karakter utamamu menderita sehingga dia tidak puas dengan keadaannya sekarang. Saat itulah dia jadi tertantang untuk bergerak, hidup! Harry Potter disiksa Paman dan Bibinya. Ikal tinggal di keluarga miskin. Lihat kan, dari awal mereka sudah berada di luar zona nyamannya.
(8) Agar naskahmu #diterimapenerbit buatlah cerita yang spesial, yang unik, yang tidak sama dengan kehidupan nyata.
Setiap pembaca novel membaca untuk mengalihkan diri dari dunia nyata yang kadang kejam dan tak berwarna. Novel adalah pelarian yg bagus. Karena dlm karya fiksilah pembaca bisa mengalami petualangan yg tak pernah bisa mereka jalani, bertemu orang2 yg mustahil ada di dunia nyata. Meskipun sebuah cerita terinspirasi dari kisah di dunia nyata, berilah dramatisasi. Buat lebih menarik, lebih berwarna, lebih dinamis, ajaib. JK Rowling trinspirasi menulis Harry Potter saat naik kereta api. Tapi, kisah itu ia bumbui, ia ubah, ia sihir. Maka jadilah Hogwart Express.
Bosan juga kan kalau pembaca yang sehari2 sudah kejebak kemacetan, eh di novel masih disuguhi kisah tentang kemacetan jalan. Kasian deh. Jadikan karyamu sebagai tempat pembaca bisa sejenak melarikan diri dari dunia nyata. Itulah yang dicari pembaca dari novel-novel bestseller.
"Maka kularikan anganku ke buku. Ke sanalah aku pergi kalau kehidupan nyata terasa sangat berat, atau tidak fleksibel." (Neil Gaiman)
sumber : fb diva
Tidak ada komentar:
Posting Komentar