1. Tentukan Target Audiens
Target audiens adalah orang-orang yang nantinya akan kamu sasar untuk membaca novel hasil karyamu, dan mereka adalah remaja dengan kisaran usia antara 13-18 tahun. Kenalilah selera, permasalahan, gaya bicara dan cara mereka menerima atau menyelesaikan masalah dengan baik, semakin mendetail semakin baik. Menulislah dengan gaya bicara yang ringan, mudah dimengerti dan tidak bertele-tele. Buatlah seolah-olah kamu sedang berbicara langsung dengan mereka.
Target audiens adalah orang-orang yang nantinya akan kamu sasar untuk membaca novel hasil karyamu, dan mereka adalah remaja dengan kisaran usia antara 13-18 tahun. Kenalilah selera, permasalahan, gaya bicara dan cara mereka menerima atau menyelesaikan masalah dengan baik, semakin mendetail semakin baik. Menulislah dengan gaya bicara yang ringan, mudah dimengerti dan tidak bertele-tele. Buatlah seolah-olah kamu sedang berbicara langsung dengan mereka.
2. Tentukan Genre
Genre akan sangat menentukan ketertarikan seseorang untuk membaca maupun menghasilkan sebuah karya tulis. Jadi sebelum mulai menulis sebaiknya kenali potensi dirimu, apakah kamu sangat menguasai genre tertentu. Karena meski penulis yang baik harus bisa menulis jenis novel apa saja, tapi jika kamu mendalami dan terus berlatih untuk menulis novel remaja jenis tertentu akan membuatmu memiliki karakter/ciri khas sebagai penulis novel remaja misalnya untuk genre romantis, komedi, thriller, fiksi ilmiah dan lain sebagainya.
Genre akan sangat menentukan ketertarikan seseorang untuk membaca maupun menghasilkan sebuah karya tulis. Jadi sebelum mulai menulis sebaiknya kenali potensi dirimu, apakah kamu sangat menguasai genre tertentu. Karena meski penulis yang baik harus bisa menulis jenis novel apa saja, tapi jika kamu mendalami dan terus berlatih untuk menulis novel remaja jenis tertentu akan membuatmu memiliki karakter/ciri khas sebagai penulis novel remaja misalnya untuk genre romantis, komedi, thriller, fiksi ilmiah dan lain sebagainya.
3. Tentukan Karakter
Karakter yang dibangun dengan kuat dan direncanakan matang akan bertahan di benak para pembaca novel remaja. Kamu bisa mulai memikirkan tentang usia, latar belakang karakter dan intrik-intrik dalam cerita yang membantu perkembangan karakter tokoh utama seiring dengan plot yang ditulis.
Karakter utama membawa peran paling utama untuk menyampaikan pesan cerita, sehingga keberadaannya pun perlu dipikirkan dengan matang. Jangan lupa juga karakter tokoh pendamping yang akan membantu agar cerita dapat disampaikan dengan baik kepada pembaca.
Karakter yang dibangun dengan kuat dan direncanakan matang akan bertahan di benak para pembaca novel remaja. Kamu bisa mulai memikirkan tentang usia, latar belakang karakter dan intrik-intrik dalam cerita yang membantu perkembangan karakter tokoh utama seiring dengan plot yang ditulis.
Karakter utama membawa peran paling utama untuk menyampaikan pesan cerita, sehingga keberadaannya pun perlu dipikirkan dengan matang. Jangan lupa juga karakter tokoh pendamping yang akan membantu agar cerita dapat disampaikan dengan baik kepada pembaca.
4. Tentukan Alur dan Plot Cerita
Alur cerita terbagi menjadi 3 jenis, alur maju, alur mundur, alur sorot balik. Ketiganya bisa membantu penulis dalam membentuk suatu cerita novel yang utuh dan mudah dipahami oleh pembaca. Alur cerita yang baik berjalan mengalir bahkan terkadang pembaca tanpa sadar telah membaca berhalaman-halaman novel. Sedangkan plot membantu penulis dalam menentukan rangkaian kejadian demi kejadian dalam sebuah cerita dari perkenalan hingga penyelesaian.
Alur cerita terbagi menjadi 3 jenis, alur maju, alur mundur, alur sorot balik. Ketiganya bisa membantu penulis dalam membentuk suatu cerita novel yang utuh dan mudah dipahami oleh pembaca. Alur cerita yang baik berjalan mengalir bahkan terkadang pembaca tanpa sadar telah membaca berhalaman-halaman novel. Sedangkan plot membantu penulis dalam menentukan rangkaian kejadian demi kejadian dalam sebuah cerita dari perkenalan hingga penyelesaian.
5. Perbanyak Referensi
Hampir semua penulis pernah mengalami mentok ide. Jika ini terjadi, kamu bisa mencoba memperbanyak referensi dengan membaca karya-karya penulis lain. Kamu bisa membaca di toko buku, berdiskusi dengan penulis senior lainnya, mengikuti seminar penulis, pelatihan menulis atau membaca buku online.
Hampir semua penulis pernah mengalami mentok ide. Jika ini terjadi, kamu bisa mencoba memperbanyak referensi dengan membaca karya-karya penulis lain. Kamu bisa membaca di toko buku, berdiskusi dengan penulis senior lainnya, mengikuti seminar penulis, pelatihan menulis atau membaca buku online.
6. Ikuti Grup Para Penulis Profesional
Grup-grup penulis profesional banyak sekali macamnya. Ada grup milist para penulis script atau naskah film, penulis kopi atau naskah iklan, penulis buku, penulis novel remaja dan banyak lagi lainnya. Banyak-banyaklah membuka wawasan di dunia digital atau ikuti acara kopi darat yang sering mereka adakan.
Grup-grup penulis profesional banyak sekali macamnya. Ada grup milist para penulis script atau naskah film, penulis kopi atau naskah iklan, penulis buku, penulis novel remaja dan banyak lagi lainnya. Banyak-banyaklah membuka wawasan di dunia digital atau ikuti acara kopi darat yang sering mereka adakan.
**
- Tetapkan goal
Menulis novel tanpa goal (sasaran) seperti lomba lari tanpa garis finis. Kita akan kecapean karena harus lari terus menerus tanpa tahu apa yang ingin kita raih. Atau kita jadi malas lari karena tidak ada yang harus diperjuangkan. Begitu juga dalam menulis novel. Bila tanpa sasaran atau target maka Anda akan kecapean sendiri dan putus asa dengan novel Anda. Apakah Anda pernah merasakannya?
Bagaimana cara menetapkan goal?
Ini dia kata kuncinya: Lihat garis finishnya.
Kumpulkan tenaga. Fokus dan “berlarilah” secepat mungkin.
Mari saya jelaskan panduan menulis novel: mengkrucutkan target berikut ini.
- Tetapakan jumlah halaman yang ingin Anda tulis. Misalnya Anda ingin menulis 200 halaman novel.
- Tetapkan targer pengerjaannya. Misalnya Anda ingin menyelesaikan novel dalam enam bulan.
- Tetapkan target jangka pendek. Mari kita hitung-hitungan atau kita rincikan target menulis novel jangka pendek. Bila jumlah halaman yang Anda targetkan 200 halaman dan jumlah bulan pengerjaan selama 6 bulan maka bagikan saja jumlah halaman dan jumlah bulan. Hasilnya adalah jumlah halaman yang harus Anda tulis dalam satu bulan:
200 halaman/6 bulan = 33 halaman dalam 1 bulan.
Turunkan lagi target jangka pendek itu menjadi target mingguan.
33 halaman/ 4 minggu = 8, 25 halaman dalam 1 minggu
Turunkan lagi target mingguan menjadi target harian.
8,25 halaman/ 7 hari = 1,1 halaman dalam 1 hari.
Jadi, Anda harus mengetik satu halaman lebih untuk dapat menyelesaikan 8 halaman dalam seminggu. Anda harus mengetik 33 halaman novel dalam sebulan untuk Menyelesaikan seluruh novel Anda dalam 6 bulan.
Ya, untuk menyelesaikan novel dengan cepat, Anda harus menetapkan target yang jelas. Dan jangan lupa, Anda harus mengerjakan apa yang telah Anda rencanakan. Intinya adalah konsisten.
- Konsisten
Konsisten artinya terus-menerus. Konsisten artinya tetap tidak berupah-ubah. Konsisten artinya selaras, lurus tidak bengkok. Konsisten dalam istilah Islam adalah istiqomah.
Anda harus konsisten. Ambillah tindakan yang sesuai. Tidak ada kesuksesan tanpa konsistensi. Konsisten itu seperti air menetes batu keras di dalam gua. Biar sedikit tapi rutin. Lama-lama batu yang keras berlubang juga. Anda harus selaras dengan apa yang telah Anda putuskan.
Anda harus mengokohkan hati untuk selalu taat pada target bulanan, target mingguan, dan target harian menulis novel Anda. Bila tidak, maka Anda tidak akan memuaskan hati Anda sendiri. Bila tidak, maka Anda akan mengecewakan diri Anda sendiri.
Coba bayangkan, ketika orang lain menjanjikan sesuatu kepada Anda namun dia tidak menepatinya. Bagaimana perasaan Anda. Kecewa, kan? Begitu juga bila Anda menjanjikan target menulis novel dalam waktu sekian bulan dan ternyata Anda tidak menepatinya. Bagaimana perasaan Anda. Apakah kecewa?
Bila Anda merasa kecewa, itu bagus karena itu adalah ciri orang yang siap memperbaiki diri. Namun bila Anda cuek dan abai terhadap target Anda, ini tanda bahaya! Karena Anda sedang berada pada proses mengendorkan kepercayaan diri. Semakin sering Anda ingkar terhadap diri Anda maka lama-lama keyakinan terhadap diri Anda akan sirna. Bila keyakinan sirna, maka dengan mudah Anda menelantarkan novel kesayangan Anda itu begitu saja.
Sekali-kali janganlah begitu…
Tetapkanlah target dan konsistenlah Anda! Bila Anda betul-betul cinta dan sayang sama novel Anda, konsistenlah! Maka Anda akan melihat hasil positif di belakang hari. Bila Anda belajar konsisten dari sekarang, maka Anda akan tahu teknik menulis novel dengan baik.
Bila Anda konsisten, maka Anda akan melihat kedisiplinan tumbuh dalam diri Anda. Anda akan merasakan kepercayaan diri yang besar. Ketika Anda berjanji pada diri dan menepatinya, maka rasa percaya diri (Pede) dalam diri Anda akan tumbuh berkembang. Anda akan berkata pada diri sendiri, “Diriku, kamu benar-benar teman yang dapat dipercaya. Terima kasih, ya.”
Anda harus bangga punya teman yang dapat dipercaya dan harus lebih bangga lagi bila memiliki diri yang dapat dipercaya. Sepakat?
So, konsisten, bro. Konsisten!
Catatan: Belajar konsisten sangat bagus bagi Anda yang baru belajar menulis novel dengan baik dan benar.
- Yakin
Anda harus memiliki keyakinan. Bila Anda yakin novel Anda akan selesai, maka keyakinan Anda itu akan menggerakkan jiwa dan raga Anda untuk menyelesaikannya dan bahkan Anda akan mengaktifkan dukungan dari apa saja yang ada disekitar Anda. Baik itu teman, keluarga, dan bahkan buku dan pena Anda sendiri akan mendukung Anda. Dan novel kesayangan Anda akan selesai sesuai target, mudah-mudahan.
Keyakinan Anda itu akan bergaung kuat ke sekitar Anda. Seperti melemparkan bola ke dinding. Semakin kuat Anda melemparkan bola semakin cepat pula bola kembali ke Anda. Semakin kuat keyakinan Anda maka semakin kuat pula dukungan datang kepada Anda, dari segala arah. Dari arah yang tak terduga. Percayalah!
Bagaiman cara menumbuhkan keyakinan?
Bayangkan bahwa Anda akan membuat sebuah novel. Walaupun Anda belum menyelesaikannya, baru menulis satu dua lembar namun anda harus yakin. Bayangkanlah novel Anda akan selesai dan segera terbit. Bayangkan itu ketika Anda sedang menulis.
Yakinlah! Anda bisa melakukan apa saja dengan keyakinan. Bila ada keyakinan disitu ada jalan. Bila ada keyakinan air comberanpun bisa jadi obat. Namun tanpa keyakinan nasi putih saja bisa jadi racun.
Ya, yakinlah Anda bahwa novel Anda akan selesai tepat waktu. Bila Anda berani yakin, jangankan satu novel dalam enam bulan, enam novel dalam enam bulan pun bisa Anda buat. Orang bijak mengatakan, “Bila keyakinan itu ada, maka Anda bisa memindahkan gunung.”
Namun bila Anda tidak yakin, maka Anda tidak akan mampu menyelesaikan novel Anda itu. Walaupun novel Anda itu hanya 30 halaman.
Ya, untuk menyelesaikan novel dengan cepat, Anda harus menetapkan target yang jelas. Konsisten dengan target itu. Dan memiliki keyakinan yang kuat pada kemampuan diri sendiri. Ketiga hal ini: target, konsisten, yakin, adalah kunci utama cara menulis noveldengan cepat. Ini adalah cara membuat novel yang utama. Ini adalah cara penulisan novel yang dahsyat.
**
Novel Remaja adalah novel yang berisi tentang seluk-beluk kehidupan para remaja. Novel remaja biasa disebut dengan teenlit atau teen literature (sastra remaja). Novel ini biasanya memceritakan tentang percintaan remaja, contohnya : novel Eiffel, I’m in love dan Ada Apa dengan Cinta, dll. Namun, ada juga novel remaja yang tidak bertema cinta, spt : Laskar Pelangi dan Tsunami.
Ciri-ciri novel remaja:
- Menggunakan bahasa yang komunitatif
- Biasanya bertemakan cinta
- Tema novel disesuaikan trend / selera pembaca.
- Menggunakan alur yang sederhana
- Lebih mudah dibaca dan dinikmati.
- Adanya tokoh-tokoh ideal (baik tanpa cela/sempurna)
**
10 aturan kalau mau nulis fiksi remaja yang baik.
1. Topik harus disukai remaja
Biasanya topik yang disukai remaja adalah topik-topik ringan, seperti hantu, misteri, cinta, petualangan, dan hobi. Topik yang rada mikir seperti korupsi, politik, melodrama, bukan topik yang disukai.
Biasanya topik yang disukai remaja adalah topik-topik ringan, seperti hantu, misteri, cinta, petualangan, dan hobi. Topik yang rada mikir seperti korupsi, politik, melodrama, bukan topik yang disukai.
2. Tulisan pendek
Tulisan pendek ini maksudnya berkaitan dengan deskripsi dan dialog. Jadilah seperti remaja dalam menulis fiksi remaja. Bicara ringan, cerdas, taktis, simpel, dan menyenangkan. Remaja biasanya, sesedih apapun mereka tetap seru. Jadi, buatlah sesuatu dari dunia mereka.
Tulisan pendek ini maksudnya berkaitan dengan deskripsi dan dialog. Jadilah seperti remaja dalam menulis fiksi remaja. Bicara ringan, cerdas, taktis, simpel, dan menyenangkan. Remaja biasanya, sesedih apapun mereka tetap seru. Jadi, buatlah sesuatu dari dunia mereka.
3. Karakternya harus detail
Remaja pandai berimajinasi. Jadi pastikan detail karakter yang kita buat dapat divisualisasikan oleh mereka. Lebih bagus kalau karakter itu seperti berada di sekitar lingkungan mereka.
Remaja pandai berimajinasi. Jadi pastikan detail karakter yang kita buat dapat divisualisasikan oleh mereka. Lebih bagus kalau karakter itu seperti berada di sekitar lingkungan mereka.
4. Karakter tidak boleh sempurna
Coba saja perhatikan sekitar kita! Mana ada orang yang sempurna? Jadi, buatlah karakter semanusiawi mungkin. Pinter tapi rada males. Ganteng tapi takut cicak. Cantik tapi suka ngupil, baik hati tapi juga suka jail, dll.
Coba saja perhatikan sekitar kita! Mana ada orang yang sempurna? Jadi, buatlah karakter semanusiawi mungkin. Pinter tapi rada males. Ganteng tapi takut cicak. Cantik tapi suka ngupil, baik hati tapi juga suka jail, dll.
5. Gunakan bahasa remaja
Bahasa yang digunakan untuk fiksi remaja ya harus bahasa remaja. Contek dialog dan kosakata remaja yang sedang trend. Jadikan tulisan itu tidak hanya terbaca, tetapi serasa terdengar di sekitar kita setiap hari.
Bahasa yang digunakan untuk fiksi remaja ya harus bahasa remaja. Contek dialog dan kosakata remaja yang sedang trend. Jadikan tulisan itu tidak hanya terbaca, tetapi serasa terdengar di sekitar kita setiap hari.
6. Pakai nilai universal
Remaja itu dunia bebas. Tapi penulis harus mengontrol tulisannya. Jangan menulis yang menjerumuskan remaja. Tulisan harus menggunakan nilai-nilai universal. Sudah jelas kalau pakai narkoba itu salah, kalau ada karakter yang begitu, pastikan karakter tersebut dihukum baik secara sosial maupun secara hukum.
Remaja itu dunia bebas. Tapi penulis harus mengontrol tulisannya. Jangan menulis yang menjerumuskan remaja. Tulisan harus menggunakan nilai-nilai universal. Sudah jelas kalau pakai narkoba itu salah, kalau ada karakter yang begitu, pastikan karakter tersebut dihukum baik secara sosial maupun secara hukum.
7. Lebih banyak dialog
Bagi yang suka membaca novel remaja, coba amati novel-novel yang berhasil dan biasanya bestseller, selalu lebih banyak dialognya daripada deskripsinya. Ini karena membacanya cepat dan biasa langsung diketahui siapa pelakunya.
Bagi yang suka membaca novel remaja, coba amati novel-novel yang berhasil dan biasanya bestseller, selalu lebih banyak dialognya daripada deskripsinya. Ini karena membacanya cepat dan biasa langsung diketahui siapa pelakunya.
8. Setting yang familiar
Menulis cerita remaja, setting nya ya harus familiar bagi remaja. Sekolah, kampus, biasanya umum dipakai. Tapi selalu ada setting khusus yang harus mencuri perhatian pembaca dan inilah kekuatan penulis yang harus dieksplorasi agar remaja tertarik membaca.
Menulis cerita remaja, setting nya ya harus familiar bagi remaja. Sekolah, kampus, biasanya umum dipakai. Tapi selalu ada setting khusus yang harus mencuri perhatian pembaca dan inilah kekuatan penulis yang harus dieksplorasi agar remaja tertarik membaca.
9. Jangan Menggurui
Remaja adalah dunia yang sedang mencari jati diri. Biarkan mereka memutuskan segala sesuatu menurut pertimbangan masing-masing. Ending yang menggantung sering lebih baik bagi penulisan novel remaja.
Remaja adalah dunia yang sedang mencari jati diri. Biarkan mereka memutuskan segala sesuatu menurut pertimbangan masing-masing. Ending yang menggantung sering lebih baik bagi penulisan novel remaja.
10. Jangan terlalu tebal
Tebal tipisnya novel memang tidak ada aturan pasti. Tiap penerbit beda. Tiap penulis punya aturan sendiri. Tapi kalau menulis untuk remaja, 100-150 halaman cukup. Karena itu kalau diterbitkan akan menjadi 250 halaman, dengan range harga 40-50 ribuan. Pikirkan juga soal ini agar buku kita terjangkau oleh remaja
Tebal tipisnya novel memang tidak ada aturan pasti. Tiap penerbit beda. Tiap penulis punya aturan sendiri. Tapi kalau menulis untuk remaja, 100-150 halaman cukup. Karena itu kalau diterbitkan akan menjadi 250 halaman, dengan range harga 40-50 ribuan. Pikirkan juga soal ini agar buku kita terjangkau oleh remaja
sumber: berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar