da beberapa tips nulis dari Mbak AE nih. Semoga berguna. :)
Mulailah dengan gagasan matang, karena tanpa itu Anda hanya akan menjadi pelamun tanpa arah di depan komputer. Catat gagasan Anda dan tajamkan.
Buatlah satu kata mutakhir dalam setiap paragraf, dan buatlah satu kalimat pamungkas dalam setiap beberapa paragraf.
Jika sudah terbiasa, Anda akan menghasilkan kalimat-kalimat jenius dalam tulisan Anda.
Buatlah outline jika tak bisa menulis spontan. Cara paling mudah membuat novel adalah membuat outline dalam bentuk pointers untuk setiap bab.
Buat rundown konflik, mulai dari pembuka, permasalahan sampai ending dan atur polanya dalam beberapa bab.
Jangan pernah bercita-cita menulis seperti gaya orang lain. Bangun karakter tulisan dengan gaya Anda saja.
Menulis dengan rileks, tanpa ketakutan akan menghasilkan tulisan ‘hidup’ yang bahkan akan membuat Anda tercengang: ternyata Anda bisa menulis!
Siapkan waktu dengan niat, sediakan hati dan pikiran yang jernih, dan menulislah segera. Setiap halaman adalah sejarah dalam karier menulis Anda.
Banyak ide tapi bingung mana yang harus ditulis? Pilih ide yang paling Anda kuasai detailnya.
Bentuk gagasan cerita dengan memastikan alasan terbesar kenapa Anda memilih ide itu. Uraikan plot, alur, bila perlu dengan karakter tokoh-tokohnya.
Semakin matang dan detail gagasan Anda, semakin Anda merindukan laptop untuk segera menulis. Dijamin.
Menulis itu mengasah mata hati. Jika Anda sudah punya kepekaan yang tajam, bahkan suara angin pun bisa jadi cerita.
Banyak pengalaman menelaah kisah manusia sanggup menajamkan rasa. Sangat membantu tulisan menjadi ‘filmis’.
Berlatihlah membuat kalimat sederhana yang bermakna ‘dalam’, dan bukan membuat kalimat rumit untuk sesuatu yang dangkal. Sebuah tulisan yang baik adalah tulisan yang mudah dicerna, mengalir dan memiliki bobot makna. Itu jauh lebih sulit daripada kalimat rumit yang ‘kosong’
Membuat cerpen adalah latihan yang baik untuk memulai novel. Bayangkanlah bila setiap lekuk cerita dalam sebuah cerpen Anda kembangkan dengan eksploitasi deskripsi suasana, dialog dan narasi. Mungkin cerpen yang sudah Anda tulis sekarang berpotensi menjadi sebuah novel.
Novel, walaupun fiktif haruslah menciptakan trust di hati pembaca. Jadi, jangan mencoba berbohong dengan deskripsi yg ngawur. Membuat deskripsi suasana yang ‘hidup’ dalam novel adalah perlu. Latih kepekaan detail pandangan Anda dengan rajin mengamati hal-hal kecil.
Denyut nyata perasaan adalah rahasia terpenting sebuah tulisan untuk bisa menyentuh hati pembaca. Sertakanlah hati setiap kali Anda menulis.
Dialog memegang peranan sama pentingnya dengan narasi di dalam novel. Jangan berbasa basi tanpa arti. Jangan cuma kejar target halaman! Buatlah dialog berkarakter dan tidak artifisial. Makin natural dialog, semakin baik.
Anda perlu melihat dunia untuk bisa menulis ‘kaya wawasan’. Jika pergaulan Anda terbatas, banyak baca dan nonton acara TV dan film. Tulisan yang kita buat adalah saripati kekayaan pikiran kita. Cerita yang sederhana pun memerlukan kekayaan pengalaman untuk membuatnya ‘berbobot’.
Bingung mengatur dimensi waktu dalam penulisan fiksi? Luwes saja….. Dimensi waktu adalah kebebasan Anda sebagai penulis. Jadi jangan terjebak lagi untuk menuliskan kisah secara urut day by day. Dalam novel Anda bisa menuliskan peristiwa 1 jam dalam berlembar-lembar halaman, dan rentang waktu setahun dituliskan hanya dengan satu kalimat.
Jangan hanya fokus mencari uang, dan bermotivasi menulis hanya untuk uang. Tapi carilah peluang. Itu akan lebih menjaminkan masa depan.
Pencapaian prestasi bukanlah pemberhentian. Setelah mencetak prestasi, bergeraklah lagi untuk mencapai prestasi-prestasi berikutnya.
Banyak orang ‘jalan di tempat’ karena terikat dalam kebanggaan yang berkepanjangan pada sebuah prestasi. Yuk, nulis lagi!
Berpikirlah wajar untuk menghasilkan sesuatu yg natural dalam novel Anda. Berpikirlah out of the box utk menghasilan sesuatu yg berbeda. Kombinasi dua cara berpikir itu akan menghasilkan karya yang berkarakter bila gagasan cerita Anda juga kuat.
Satu hal yg harus Anda cermati: jangan berpikir menjadi orang lain dengan melakukan plagiat gaya tulisan. Jangan menghina diri sendiri!
Saat terjatuh adalah poros dari lahirnya jutaan energi. The power of hurt mampu melesatkan kekuatan dan merubah keadaan. Lagi sedih? Tulis aja!
Buat deskripsi yang filmis, mudah dan nikmat diimajinasikan pembaca, dan bangun karakter tokoh dengan dalam. Caranya: fokus hanya pada beberapa tokoh inti saja. Jangan melebar ke mana-mana. Ingat, siapa tokoh utama dalam ceritamu?
Ada banyak jalan menuju penulis. Tapi jalan tercepat adalah dengan membuka laptop dan tulislah segera. Do it now. Banyak calon penulis hanya menyimpan ide di angan-angan, dan menunda menulis dengan alasan ‘menanti waktu yang tepat’. Ini bisa jadi penghalang abadi.
Mendadak stuck dan tak ada jalan keluar utk meneruskan cerita? Rileks. Isi waktu jeda dgn menikmati apa yg sudah Anda tulis. Bangun imajinasi dengan cara-cara yg memungkinkan, nonton film, baca novel, interaksi pergaulan. Berpikirlah out of the box utk menjadi istimewa. Jangan berpuas diri dgn sesuatu yang standar.
Do the best and money will follow. If you think just for money, you can’t get a good way to work.
Yang terpenting, jujurlah pada diri sendiri saat menulis. Jangan pernah menghina diri dengan meniru. Plagiat itu menjijikkan.
Satu lagi: Ide boleh saja sederhana, tapi olahan imajinasi dan kata-kata Anda akan membuatnya istimewa.
**
Biografi adalah sejarah perjalanan hidup seseorang, menceritakan kehidupan seseorang, pesan kehidupan seseorang yang sarat dengan emosi.
Dalam buku biografi kita dapat menemukan nilai-nilai yang dimiliki seseorang yang membuatnya dari nothing menjadi something.
Yang diperlukan seorang Biografer:
1. Wawancara
2. 5 W + 1 H. Siapa tokoh ini, bagaimana tokoh ini. Dalam hal ini Biografer perlu dalam keadaan emosi yang prima sehingga tidak mudah tersinggung.
3. Menulis konfigurasi perasaan seseorang.
4. Peka, care, empati pada orang lain.
5. Lagi dan lagi, kepekaan rasa.
Tokoh yang menarik untuk dibuatkan biografinya:
1. Memiliki kekayaan hidup, memiliki sesuatu yang perlu dicontoh, contoh hidup yang bisa ditiru, berjuang dari nothing to something.
2. Memiliki human interest.
3. Punya agenda. Agenda nara sumber dan agenda penulis.
Contoh: saat penulisan biografi Pak Probosutejo, agenda Pak Probo dalam penulisan biografinya adalah menggambarkan hubungan Probosutejo dan Pak Harto yang hangat.
Penulis memiliki agenda ingin tahu versi kisah PKI dari sudut rumah Pak Harto.
Hal teknis penulisan biografi:
1. Browsing data tentang Tokoh, nanya-nanya orang-orang dekatnya, dan wawancara langsung dengan tokoh.
2. Waktu wawancara dengan Tokoh sekitar 1.5 jam setiap bertemu.
3. Pancinglah cerita Tokoh. Agar bisa “dapat” feel nya, pertemuan dengan Tokoh bisa 2 kali seminggu.
Saat ini sedang trend biografi yang based on true story. Hak cipta penulisan buku biografi ada di tangan penulis. Terbuka lebar peluang untuk menjadi Penulis Biografi, dalam hal ini Mbak Alberthiene Endah terpaksa banyak menolak permintaan menulis biografi karena jadwal yang terlalu padat. Kesempatan untuk penulis-penulis biografi baru, kawan!
Dari twitter @AlberthieneE :
Mungkin di sekitar kamu banyak orang hebat yang tersembunyi. Yang berjuang keras dan meraih pencapaian berarti. Mereka tokoh untuk buku!
Saya (Alberthiene Endah) mau sharing sedikit tentang bagaimana kita bisa jeli menangkap sesuatu yang luar biasa dari sosok-sosok yang tidak populer :
1. Bertumpulah pada kisah, pada naik turun perjuangannya yang mampu merenda sebuah kisah menakjubkan.
2. Fokus pada hal-hal yang membuatnya kecewa di masa lalu, dan perasaan-perasaannya pada saat sengsara. Gali emosinya.
3. Yang terpenting buat pemetaan perjuangannya. Kapan dia merasa ambruk, kapan kebangkitan datang, kapan putus asa, dan kapan pencerahan datang.
4. Bayangkanlah kamu sedang membuat novel yang memerlukan konstruksi konflik. Terapkan itu pada kisah nara sumber. Dia pasti punya cerita
5. Jangan abaikan deskripsi. Itu jiwa yang penting dalam kisah nyata. Bila perlu, ajak dia lagi ke tempat-tempat bersejarah dalam hidupnya.
6. Perlu banyak membaca biografi atau buku-buku yang berbasis kisah nyata agar kita bisa menghirup roh penulisan yang berdasarkan fakta.
**
PERSONAL
- Mood saya saat ini?
Saya selalu senang kalau keluar rumah. Rasanya ada roh remaja yang tidak pernah hilang dari diri saya. Jiwa kekanak-kanakan membuat saya senang tertawa. Tapi kalau sudah dapat mood nulis, di rumah saya bisa di dalam kamar saja seharian. Nggak keluar sama sekali. Karena sebagai penulis, kalau sudah datang mood nulis bisa lancar berlembar-lembar. Saya tidak mau menyia-nyiakan saat itu. - Suka di kamar saja, cari inspirasi atau hibernasi?
Hehehehehe, itu tidak setiap hari saya lakukan. Kalau dapat inspirasi saja, saya bisa tahan berhari-hari di kamar. Karena menulis biografi atau novel nggak seperti menulis artikel, kita butuh emosi, data yang akurat. - Saat yang paling membahagiakan?
Apa yang saya alami dalam hidup saya sekarang ini sudah jadi rasa syukur. Sejak saya menulis buku Krisdayanti, tawaran untuk menulis buku biografi tidak pernah berhenti. Dan itu saya nggak marketing-in diri. Tawaran itu yang datang pada saya. Ibaratnya tulisan sayalah yang menjual kemampuan menulis saya. - Saya menangis kalau?
Kalau sedang menulis yang bikin saya terharu. Tapi itu bukan menangis sedih. Saya memposisikan diri sebagai tester pada tulisan saya sendiri kalau sedang menulis. Kalau ada bagian sedih sekali, yang seharusnya membuat orang terharu kemudian saya tidak menangis berarti ada yang salah dengan tulisan saya. - Saya terharu jika?
Terakhir yang membuat saya terharu, saat saya diminta pidato di depan presiden, wakil presiden, dan para menteri. Itu pidato tanpa persiapan. Saat launching buku Bu Any, saya diminta bersiap di belakang panggung oleh petugas protokoler. Saya terharu begitu saya bicara, saya melihat semua hadirin yang datang itu pejabat penting di Indonesia. Bukan saya bangga atau sombong ya, saya teringat pada orangtua saya saat itu. Membayangkan kalau mereka masih hidup pasti akan tersenyum bangga melihat saya berpidato. Itulah yang membuat saya terharu.
Ada lagi momen yang membuat saya terharu, saya biasa main ke kantor Xanana Gusmao di Dili saat masih menjabat presiden. Saya sudah sering datang ke sana dengan suami. Tapi suatu ketika kami datang ke kantornya, beliau pamit keluar sebentar. Kami tidak tahu mau kemana beliau. Waktu kembali, beliau membawa selendang khas Dili. Ternyata beliau membeli selendang itu ke pasar sendiri. Saya dan suami dikalungi selendang, sebagai bentuk penghormatan tamu. Wah, saya terharu sekali. Bayangkan presiden turun ke pasar sendiri untuk membeli selendangnya.
PROSES KREATIF
- Awal mula memutuskan menjadi penulis?
Saya sudah jadi wartawan selama 17 tahun. Pengalaman menulis itu yang akhirnya membuat saya yakin menjalani hidup saya sekarang. Saya ingin rekan-rekan wartawan ada yang mengikuti jejak saya. Pernah suatu ketika wartawan tanya, kenapa saya jadi komersil. Saya rasa ini bukan soal komersil. Saya ingin memperjuangkan bahwa jadi penulis itu nggak harus miskin. Menulis itu bekerja dan memeras otak, tidak selayaknya dibayar murah. - Menulis curhat artis butuh berapa lama?
Tergantung ya, karena menulis biografi tidak sama dengan tulisan yang lain. Ada banyak unsur yang harus diselesaikan. Misalnya, saat mendengarkan cerita atau mengikuti orang yang sedang saya tulis, saya harus perhatikan mood-nya. Ngobrol dengan suasana enak, harus perhatikan emosinya juga. Kalau nulis buku KD itu saya selesaikan 14 hari. Chrisye bisa sebulanan, kan bicaranya juga sudah tidak lancar, jadi saya harus bisa menangkap maksud MasChrisye dengan hati-hati. - Proses paling membutuhkan waktu?
Ya mendengarkan cerita dan mengikuti kegiatan yang mau ditulis biografinya. Harus sabar ya, orang mendengarkan cerita biasa juga mesti sabar kok. Tapi saya bersyukur karena pekerjaan saya sebagai wartawan selama 17 tahun sudah mengajarkan saya banyak hal tentang cara mendengarkan orang bercerita. Pekerjaan menulis biografi itu seperti menggabungkan psikiater dan writer jadi satu. - Buku curhat 100 persen naskah asli atau ada rekayasa untuk memaniskan bacaan?
Banyak yang menanyakan hal tersebut, terutama pas ketemu sama aku langsung. Namun, sebagai penulis saya tentu tidak otomatis menulis apa adanya. Saya perlu menulis yang bisa dicerna pembaca. Tidak semuanya ditulis, karena menulis biografi sangat bergantung pada subjeknya.
Pembaca ada yang ingin ceritanya sama dengan apa yang diharapkannya. Kalau yang ditulis nggak mau diceritakan kisahnya, kita nggak bisa maksa. Misalnya saat dengan Mas Chrisye, beliau sangat terbuka saat bicara karir. Tapi saat bicara keluarga, beliau menolak. Ada pembaca yang protes, tapi bagi saya, saya nggak bisa memaksa.
Kalau saya menambahkan kata-kata, itu juga larinya ke kepentingan pembaca. Seperti Mas Chrisye, prosesnya berlangsung pada tahun akhir kehidupannya. Pada waktu sebulan sebelum ajal, beliau sudah sulit berkata-kata. Tapi saya bisa menterjemahkan maksudnya apa, karena itu saya tambahkan kata-kata saya sendiri dalam biografi. Agar penonton paham juga apa maksudnya. - Menjadi terkenal di tengah keterkenalan sahabat?
Ah, saya tidak suka dengan keterkenalan. Saya takut jadi sombong. Tapi tidak bisa saya pungkiri banyak orang yang mengenal saya, saat jalan ke mal misalnya. Mereka ada yang suka nyeletuk, 'Kok AEnggak serius ya, nggak seperti tulisannya. Itu kadang membuat saya tidak nyaman. Saya memang suka mengenakan celana pendek kemana-mana. Penampilan kekanak-kanakan. Pembaca ada yang nggak terima dengan itu. Mungkin itu dampak jadi terkenal.
Yang jelas saya suka ketika saya bisa jadi diri sendiri dan nyaman bekerja. Saya bersyukur sampai saat ini orang-orang yang bekerja dengan saya tidak keberatan dengan penampilan saya apa adanya. - Cita-cita menulis biografi siapa?
Anggun, menurutku dia satu-satunya artis dari Indonesia yang mampu go internasional. Di Paris kalau ada fashion show dia dapat row paling depan. Kalau di Paris itu berarti sudah bukan orang main-main. Itu yang mebuat aku salut sama Anggun. Semoga suatu saat ketemu kesempatan untuk menulis biografinya. - Rencana membuat film berdasar buku yang sudah terbit?
Rencananya sih, buku Mas Chrisye akan dibuat film. Tapi saya sebenarnya suka dengan menulis saja. Kalau film itu lebih kompleks. Banyak materi yang bersinggungan. Mesti diskusi sama sutradara, produser.
(dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar