Berkat bujukan yang jaga stand penerbit Oborpameran buku bertempat di Gedung Wanita Semarang kemarin, aku akhirnya membeli novel yang legendaris ini. San Pek Eng Tay. Promosinya yang jual sih, dia bilang cerita dalam novel ini beda banget dengan yang ada di sinetron, film maupun pementasan lainnya. Oke deh, akhirnya aku terbujuk :)
Dan di kata pengantarnya juga diceritakan bahwa Legenda dari Tiongkok ini diceritakan secara keliru. Karena lebih menekankan pada kisah percintaan keduanya dengan penggambaran Eng Tay sebagai perempuan yang setia mencinta sampai rela mati menyusul San Pek kekasihnya. Pdahal sejatinya cerita ini adalah tentang emansipasi wanita, yang mengejar supaya bisa sekolah bersama para lelaki meski sebenarnya dilaramg. Terpaksa Eng Tay menyamar sebagai lelaki untuk bisa berguru dan menimba ilmu.
Selama tiga tahun itu Eng Tay dan San Pek bersama-sama. Tanpa pernah ketahuan jati diri asli si gadis ini. Sampai akhirnya mereka berpisah dan mau kembali ke rumah masing-masing, barulah Eng Tay membuka jati dirinya. Asmara pun bertaut di antara keduanya. Dan mereka pun berjanji akan terus bersama, sampai mati.
Sayangnya begitu sampai di rumah, belum lagi San Pek dan orang tuanya yang miskin datang melamar, datanglah lamaran dari orang hebat yang langsung diterima ayahnya Eng Tay.
Meranalah sepasang kekasih ini, hingga ajal menjemput.
The moral of story dari kisah ini antara lain, ternyata however orang yang pertama kali ditemuilah yang memikat hati (jadi San Pek dan Eng Tay bertemu dalam perjalanan menuju perguruan)
Oh hei, nggak seneng banget deh lihat San Pek terlalu lembek gitu. Hey, man, kamu kan cowok. Kok cuma segitunya, terus menyerah, pakai sakit lagi sampai mati. Seharusnya kamu lebih gigih lagi memperjuangkan cinta kalian. Ihhhh gemes banget deh jadinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar