Assalamualaikum, sudah punya buku Gus Awy yang Bengkel Jiwa? Generasi Copy Paste adalah buku berikutnya. Keduanya pas buat menyambut bulan puasa. Segera order ke 085701591957 ya. karena mungkin sudah tidak edar lagi di Gramedia dll
berikut adalah resensi dari teman kita, Luckty, simak ya :))
Adalah sang penulis yang menuturkan kisah-kisah dengan selipan makna. Ada yang diambil dari kisah-kisah di jaman nanbi maupun kisah warisan babanya.
Ada tiga puluh dua momen yang diceritakan dalam buku ini. Berikut beberapa momen yang menjadi favorit:
MOMEN 5: Jangan Suka Bohong Di Dunia Maya Lho Ya…
Sebenarnya, perbedaan antara dunia nyata dan dunia maya tipis sekali, itu jika kita mau dengan cermat memperhatikan. Kadang orang menjadikan dunia maya sebagai pelarian dari dunia nyata, dia anggap hanya iseng saja, yang tanpa sadar justru dia masuk dalam masalah baru. Sebab bagaimanapun, semua pelakunya adalah manusia yang punya hati.
Istilah kehidupan di dunia maya pun tidak jauh dengan dunia nyata, di sana juga ada istilah cyber crime, kriminalitas. Polisinya juga ada. bedanya hanya semuanya bermain di khayalan kita, namun persamaannya (dan ini poin yang paling penting) sama-sama berpengaruh pada psikologi, perasaan dan kinerja hati kita.
Kita bisa iri pada teman maya kita, sombong pada mereka, bahkan benci dan dendam, yang secara tidak sengaja malah mengotori hati kita. Sayangnya, kita banyak mengabaikan hal ini karena menganggap hanya dunia maya. Suatu sikap yang bisa berubah menjadi pedang bermata dua. Dan yang paling membahayakan bagi proses pembersihan hati dan jiwa kita saat di dunia maya, adalah berbohong. Sebenarnya, apa sih sulitnya jujur? Dan sudah jadi hukum alam, kejujuran tidak pernah merugikan.
MOMEN 7: Seni Menghujat
Baik dalam kehidupan nyata maupun di dunia maya, kita kerap kali menemukan manusia yang suka menghujat. Manusia seringkali mengkritik bahkan cenderung nyinyir terhadap perbuatan orang lain; baik ke hal yang buruk maupun ke hal yang baik. Apalagi jaman-jaman pemilu, byuh….bisa yang tetanggan jadi musuhan hanya gegara beda pilihan partai atau beda presiden. Gagal paham sama orang-orang begini. Kalo nggak suka ama pilihannya, dihujat terus; berbuat baik dinyinyirin, apalagi pas nemu celah kesalahan. Kalo nggak suka sama sesuatu saya cenderung tidak share atau lebih baik diam saja, ketimbang sok tahu dengan hal yang belum tentu kita pahami.
MOMEN 9: Merenung Sejenak Akan Kematian
Kematian, di manapun seseorang berada, pasti akan menemuinya, meski dia berada dalam benteng yang tinggi dan kokoh. Meski seseorang berusaha lari darinya, pasti ia akan menemukannya. Sebenarnya kematian itu satu, yaitu karena habisnya ajal. Dan bukan mati dikarenakan oleh sebab-sebab tertentu. Kejadian atau peristiwa yang mengantar pada kematian, hanyalah sebagai perantara saja.
Salah satu rahasia bahwa jika seseorang itu sadar jika mati dikarenakan habisnya ajal, maka dia akan selalu termotivasi untuk mengerahkan dan mengeluarkan segenap talentanya demi kebaikan dirinya dan umat. Yang dilarang bagi kita adalah sengaja mendekati dan membahayakan diri pada perantara kematian itu, apalagi kalau sampai bunuh diri. Juga dilarang bagi kita untuk meminta mati. Karena di manapun, kematianlah yang datang menghampiri kita, seperti halnya rezeki.
MOMEN 13: Generasi Copy Paste
Momen yang menjadi pilihan judul buku ini menjelaskan tentang bagaimana generasi kita sekarang yang cenderung copy paste; serba instan tanpa mau melalui proses yang harus dijalankan. Dari potongan luarnya sangat terlihat sekali kalau mereka ini generasi produk ‘playstation’, anak-anak ‘google’, bukan anak kehidupan. Anak dalam bentuk gambar, bukan makna. Sangat piawai sekali melakukan copy paste, atau seni animasi merubah bentuk sesuatu dengan photoshop.
Bagi mereka hal ini bukan untuk apa-apa atau karena apa-apa, tetapi yang ada di benak mereka bahwa kehidupan itu dengan segala sejarahnya, kebudayaannya, peradabannya, bangunan-bangunannya, bahkan manusianya adalah fenomena copy paste saja, atau lay out saja menjadi ilustrasi yang bagus dan ciamik.
MOMEN 26: Barcelona vs Real Madrid
Silahkan pro klub mana saja, tapi jangan masukkan nama Islam sebagai alasan untuk pro klub, apalagi ini hanya sekedar permainan. Islam terlalu agung untuk dijadikan jualan, dimarketing, sebagai pembenar kepentingan pribadi. Dalam istilah populernya, ini namanya sama saja dengan mempolitisasi Islam.
Pertama, Islam adalah tidak sekedar nama, tidak hanya label, tapi Islam adalah terwujud dalam sikap dan tindakan sehari-hari. Kedua, tidak patut membawa nama Islam untuk kepentingan pribadi atau golongan. Penjualan nama agama untuk kepentingan pribadi sangat terkutuk dan justru menimbulkan kesan yang sangat buruk dan tak terpuji.
Tampakkan Islam dengan sikapmu, bukan dengan KTP-mu, apalagi dengan partai.
Adalah sang penulis yang menuturkan kisah-kisah dengan selipan makna. Ada yang diambil dari kisah-kisah di jaman nanbi maupun kisah warisan babanya.
Ada tiga puluh dua momen yang diceritakan dalam buku ini. Berikut beberapa momen yang menjadi favorit:
MOMEN 5: Jangan Suka Bohong Di Dunia Maya Lho Ya…
Sebenarnya, perbedaan antara dunia nyata dan dunia maya tipis sekali, itu jika kita mau dengan cermat memperhatikan. Kadang orang menjadikan dunia maya sebagai pelarian dari dunia nyata, dia anggap hanya iseng saja, yang tanpa sadar justru dia masuk dalam masalah baru. Sebab bagaimanapun, semua pelakunya adalah manusia yang punya hati.
Istilah kehidupan di dunia maya pun tidak jauh dengan dunia nyata, di sana juga ada istilah cyber crime, kriminalitas. Polisinya juga ada. bedanya hanya semuanya bermain di khayalan kita, namun persamaannya (dan ini poin yang paling penting) sama-sama berpengaruh pada psikologi, perasaan dan kinerja hati kita.
Kita bisa iri pada teman maya kita, sombong pada mereka, bahkan benci dan dendam, yang secara tidak sengaja malah mengotori hati kita. Sayangnya, kita banyak mengabaikan hal ini karena menganggap hanya dunia maya. Suatu sikap yang bisa berubah menjadi pedang bermata dua. Dan yang paling membahayakan bagi proses pembersihan hati dan jiwa kita saat di dunia maya, adalah berbohong. Sebenarnya, apa sih sulitnya jujur? Dan sudah jadi hukum alam, kejujuran tidak pernah merugikan.
MOMEN 7: Seni Menghujat
Baik dalam kehidupan nyata maupun di dunia maya, kita kerap kali menemukan manusia yang suka menghujat. Manusia seringkali mengkritik bahkan cenderung nyinyir terhadap perbuatan orang lain; baik ke hal yang buruk maupun ke hal yang baik. Apalagi jaman-jaman pemilu, byuh….bisa yang tetanggan jadi musuhan hanya gegara beda pilihan partai atau beda presiden. Gagal paham sama orang-orang begini. Kalo nggak suka ama pilihannya, dihujat terus; berbuat baik dinyinyirin, apalagi pas nemu celah kesalahan. Kalo nggak suka sama sesuatu saya cenderung tidak share atau lebih baik diam saja, ketimbang sok tahu dengan hal yang belum tentu kita pahami.
MOMEN 9: Merenung Sejenak Akan Kematian
Kematian, di manapun seseorang berada, pasti akan menemuinya, meski dia berada dalam benteng yang tinggi dan kokoh. Meski seseorang berusaha lari darinya, pasti ia akan menemukannya. Sebenarnya kematian itu satu, yaitu karena habisnya ajal. Dan bukan mati dikarenakan oleh sebab-sebab tertentu. Kejadian atau peristiwa yang mengantar pada kematian, hanyalah sebagai perantara saja.
Salah satu rahasia bahwa jika seseorang itu sadar jika mati dikarenakan habisnya ajal, maka dia akan selalu termotivasi untuk mengerahkan dan mengeluarkan segenap talentanya demi kebaikan dirinya dan umat. Yang dilarang bagi kita adalah sengaja mendekati dan membahayakan diri pada perantara kematian itu, apalagi kalau sampai bunuh diri. Juga dilarang bagi kita untuk meminta mati. Karena di manapun, kematianlah yang datang menghampiri kita, seperti halnya rezeki.
MOMEN 13: Generasi Copy Paste
Momen yang menjadi pilihan judul buku ini menjelaskan tentang bagaimana generasi kita sekarang yang cenderung copy paste; serba instan tanpa mau melalui proses yang harus dijalankan. Dari potongan luarnya sangat terlihat sekali kalau mereka ini generasi produk ‘playstation’, anak-anak ‘google’, bukan anak kehidupan. Anak dalam bentuk gambar, bukan makna. Sangat piawai sekali melakukan copy paste, atau seni animasi merubah bentuk sesuatu dengan photoshop.
Bagi mereka hal ini bukan untuk apa-apa atau karena apa-apa, tetapi yang ada di benak mereka bahwa kehidupan itu dengan segala sejarahnya, kebudayaannya, peradabannya, bangunan-bangunannya, bahkan manusianya adalah fenomena copy paste saja, atau lay out saja menjadi ilustrasi yang bagus dan ciamik.
MOMEN 26: Barcelona vs Real Madrid
Silahkan pro klub mana saja, tapi jangan masukkan nama Islam sebagai alasan untuk pro klub, apalagi ini hanya sekedar permainan. Islam terlalu agung untuk dijadikan jualan, dimarketing, sebagai pembenar kepentingan pribadi. Dalam istilah populernya, ini namanya sama saja dengan mempolitisasi Islam.
Pertama, Islam adalah tidak sekedar nama, tidak hanya label, tapi Islam adalah terwujud dalam sikap dan tindakan sehari-hari. Kedua, tidak patut membawa nama Islam untuk kepentingan pribadi atau golongan. Penjualan nama agama untuk kepentingan pribadi sangat terkutuk dan justru menimbulkan kesan yang sangat buruk dan tak terpuji.
Tampakkan Islam dengan sikapmu, bukan dengan KTP-mu, apalagi dengan partai.
Kamu mau juga dapat buku Generasi Copy Paste?
Silakan komen di bawah postingan blog ini.
Tulis nama/akun twitter/akun fesbuk dan ceritakan pengalaman menarik yang kamu dapatkan di bulan Ramadan.
Kami tunggu sampai tanggal 10 Juli 2015 ya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar