Listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting.
Namun harus semakin kita pikirkan alternative sumber energinya. Menggunakan
nuklir bagaimanapun tentulah memiliki efek samping yang juga bisa membahayakan.
Untunglah di Belanda, mulai ada
terobosan-terobosan berkaitan dengan
listrik yang bisa kita tiru dan mungkin kembangkan. Di antaranya adalah adanya
inovasi perolehan energy listrik dari tanaman dan penemuan sepeda listrik
tanpa harus men-charge dengan listrik.
Seru kan? Penasaran ya?
Ada sebuah terobosan bernama Plant-Microbial Fuel Cell (Plant-MFC) yang memanfaatkan bakteri alami tumbuhan
untuk menghasilkan listrik. Plant-e menemukan jika 70 persen hasil fotosintesis tidak terpakai
oleh tumbuhan dan dibuang melalui akar. Zat buangan yang memiliki struktur
kimia C6H12O6 kemudian diurai oleh bakteri menjadi Karbon Dioksida (CO2),
Proton (H+), dan Elektron (e-).
Plant-e lalu menaruh perangkat
anoda dan katoda yang terbuat dari karbon yang dipisahkan oleh sekat, sehingga
tidak tercampur satu sama lain. Anoda diletakkan dekat bakter, dan menarik elektron (e-) serta
merubahnya menjadi energi listrik searah yang mampu memberikan daya bagi
perangkat elektronik.
Sebagai akibatnya listrik pun mengalir
menuju katoda. Energi listrik digunakan oleh katoda untuk menarik proton (H+)
dan menggabungkannya dengan Oksigen (O2) dari udara. Kemudian proses di katoda ini menghasilkan air (H2O).
Siklus tersebut bisa berlangsung terus menerus selama 24 jam sehari, dan 7 hari
sepekan. Sehingga produk ini dapat menghasilkan listrik setiap saat, siang
ataupun malam.
Anoda merupakan penghantar
listrik yang memungkinkan elektron (e-) mengalir dari luar ke dalam sistem
energi listrik. Adapun katoda menjadi penghantar listrik yang merupakan terminal
keluarnya elektron (e-) dari sistem energi listrik. Elektron (e-) mengalir
masuk melalui anoda, lalu keluar melalui katoda. Karena anoda dan katoda
Plant-MFC terbuat dari karbon, maka produk ini aman bagi tumbuhan maupun lingkungannya.
Plant-MFC mampu menghasilkan
listrik sebesar 0,4 Watt per satu meter persegi tumbuhan hidup. Jumlah ini
masih lebih banyak dibandingkan listrik yang dihasilkan dari proses fermentasi
biogas dengan ukuran sama.
Produk ini rencananya akan bisa
menghasilkan 3,2 Watt per meter tumbuhan hidup. Sehingga untuk menyalakan sebuah laptop, hanya
memerlukan lahan tumbuhan seluas 15 meter persegi.
Marjolein Helder-lah penemu
Plant-MFC sekaligus CEO Plant-e. Atas
penemuannya ini pula, wanita kelahiran 1983 tersebut meraih gelar PhD di
Teknologi Lingkungan, Wageningen University, pada Nopember 2012. .
Sesungguhnya inovasi ini bermula
dari teknologi yang dikembangkan oleh Wageningen University. David Strik yang
memiliki patennya pada 1997. Dia merupakan asisten profesor di Teknologi Lingkungan
Wageningen University. Bersama Helder, dia lalu membuat perusahaan Plant-e yang terpisah dari
Wageningen University.
Plant-MFC dapat diterapkan pada
berbagai macam tumbuhan. Bahkan rumput juga padi. Wah, jadi padi selain
menghasilkan beras, juga bisa
menghasilkan energi listrik.
Sebuah rumah percontohan bagi inovasi ini dibangun di
Institut Ekologi Netherlands. Listrik bangunan tersebut berasal dari Plant-MFC
yang dipasang pada tumbuhan padi sekitar rumah, maupun di atapnya.
Plant-MFC saat ini fokus dalam memberdayakan tanah becek
dan basah. Bila syarat-syarat terpenuhi, produk tersebut bisa dimanfaatkan di mana saja. Plant-MFC dapat
dibangun di atap gedung perkotaan . Selain
bisa mendinginkan ruang-ruang di bawahnya serta menyediakan cadangan air, sekaligus meningkatkan
menjadi paru-paru kota.
Kemudian dikembangkan pula Plant-e
Modular System yang bisa digunakan untuk memasok listrik penerangan jalan, jam,
stasiun cuaca kecil, dan titik Wi-Fi. Sistem berukuran 100 meter persegi ini s
diterapkan di Christian College Zeist, Hembrug Grounds di Zaandam, serta Food
Innovation Strip yang menghubungkan antara Ede dan Wageningen.
Dengan kemampuannya bisa digunakan area lembab ataupun hangat,
Plant-MFC tidak hanya terbarukan (renewable) dan berkelanjutan (suistanable),
tetapi juga tersedia untuk setiap orang (available for everyone).
Plant-e masih terus
mengembangkan sistem supaya mampu mengintegrasikan Plant-MFC tiga aspek:
lingkungan, sosial, dan ekonomi. Supaya benar-benar berdaya guna bagi
masyarakat luas. Saat ini Plant-e ini
mulai dijual lewat program “Do It
Yourself” atau DIY.
Inovasi yang lain yaitu Dutch Solar Cycle
atau S-Bike (Solar Bike) ciptaan Marc Peters dan Gus Faes.
Sepeda listrik S-Bike punya
panel pada kedua rodanya. Gunanya untuk
menyerap tenaga matahari serta berfungsi sebagai sumber tenaga baterai sepeda.
Sepeda listrik tenaga matahari lebih ramah lingkungan daripada sepeda listrik
konvensional. Sebab sepeda listrik konvensional biasanya mendapat tenaga
listrik yang berasal dari batu bara atau BBM (Bahan Bakar Minyak)
Bodinya ringan, sehingga tidak
membutuhkan banyak tenaga untuk memutar pedal. Saat pedal dikayuh, panel pun bekerja.
Perusahaan pembuatnya adalah Solar
Application Lab di ‘s Hertogenbosch di Belanda. Untuk menyerap tenaga matahari digunakan
teknologi nano inverter yang telah dipatenkan. Rahasia teknologi baru tersebut
terletak pada solar cell yang didesain agar tiap solar cell mampu menyerap tenaga matahari
dengan maksimal.
S-Bike menjadi bukti
efektifitas sistem panel tenaga matahari untuk menghasilkan energi listrik.
Teknologi tersebut memungkinkan solar cell tetap bekerja walaupun cuaca kurang
baik, seperti saat berawan atau saat panel kotor.
Guus Faes -co-founder Solar
Application Lab – akan berkompetisi dalam The Sun Trip (tour sepeda tenaga
matahari) bertema The Future Energy (Energi Masa Depan) pada bulan Juni 2015
mendatang. Perjalanan yang akan diikuti tiga
puluh peserta terpilih dari berbagai belahan dunia, start-nya dari Milan (Italia) dan finish-nya
di Turki.
S-bike hanya cukup dijemur di bawah matahari langsung selama kurang lebih 4-6 jam pada hari yang
cerah dan dua kali lipatnya saat mendung. Saat ini S-Bike menggunakan merk
Bosch dengan motor bertenaga 250 watt dan 36V 11ah baterai lithium. Direncanakan akan ada 250 sepeda pada percobaan kedua. Pada
tahun 2017, S-Bike akan diproduksi
massal dan didistibusikan ke seluru dunia.
Energi yang dihasilkan tenaga
matahari adalah energi yang bersih, berkesinambungan, ramah lingkungan karena
emisi gas karbon nol dan berasal dari sumber yang tidak ada habisnya. Dan yang penting, gratis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar