Benih
Aku tahu kita pernah sama-sama
menunggu waktu ini tiba. Saat mata kita saling mencuri pandang. Langkah kita
perlahan saling mendekat. Senyum kita saling menyapa. Mulut kita terkunci
tetapi hati bicara. Yang sama-sama tak pernah kita duga adalah kita sama-sama
tak tahu ujung dari jalan setapak yang sempat kita lalui. Dengan benih yang
kita sama-sama temukan di sana, apa yang hendak kita lakukan padanya.
Menyimpannya saja? Menyirami dan merawat serta melihatnya tumbuh? Atau justru
membuangnya?
Benih itu perlahan bergerak menjauhi keduanya. Dia kembali
ke setapak saat mereka menemukannya dulu. Dia menelusup kembali ke dalam bumi. Yang
tak berdasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar