Seminar Ekspedisi Zheng Ho Dan Islam Nusantara
Pengen banget datang ke gelaran pesta muktamar NU ke-33 di Jombang 1-5 Agustus 2015 ini, tapi badan sedang nggak fit. Eh alhamdulillah dapat undangan pre-event atau satelit event-nya di dekat rumah. Berlangsung di Hotel Amantis Demak, Nahdlatul Ulama (NU) menggelar Seminar Nasional Ekspedisi Zheng Ho dan Islam Nusantara.
Seminar Nasional tersebut menghadirkan ahli sejarah dari Cina. Prof Fan Jin Min dan Prof Xia Weizhong dari Nainjing, RRC.
Keduanya mengulas tentang perjalanan Islam dari Cina ke Indonesia melalui perjalanan Jendral Zheng Ho, yang terkenal dengan klentengnya Sam Poo Kong di Semarang.
Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok, PBNU, Metro TV, Unwahas dan RSI NU menjadi sponsor utama acara.
Penyelenggaraan ini merupakan amanat PBNU demi menyosialisasikan Islam Nusantara dengan konsep dasar Aswaja seperti tasamuh, tawasuth, tawazun, dan i’tidal termasuk ajaran Wali Songo dan laksamana Cheng Ho melalui peradaban dan budaya.
Dua narasumber ini juga datang ke Demak dengan membawa rombongan satu bus muslim Tiongkok. Mereka juga melakukan napak tilas perjalanan Laksamana Cheng Ho dalam mengembangkan agama Islam di bumi Nusantara seperti Gunung Batu Semarang dan Raja Bintor yang juga keturunan Tiongkok yakni Sultan Fattah di kompleks Masjid Agung Demak.
Kehadiran para ahli sejarah dari negara Tiongkok ini, bukan hanya memperkaya wawasan Islam dan Cina yang mungkin selama ini baru setengah-setengah mengetahuinya, namun juga mempererat hubungan antar etnis di Indonesia.
Seminar dihadiri 250 peserta yang terdiri dari pengurus PBNU, PWNU, PCNU, lembaga, banom, MWCNU sekabupaten Demak, Unwahas, guru besar dan mahasiswa.
Kami terpaksa memakai alat ini untuk bisa mendengar translator yang menerjemahkan narasumber. Karena keduanya menggunakan bahasa Mandarin. ahaha :D
Dua narasumber ini juga datang ke Demak dengan membawa rombongan satu bus muslim Tiongkok. Mereka juga melakukan napak tilas perjalanan Laksamana Cheng Ho dalam mengembangkan agama Islam di bumi Nusantara seperti Gunung Batu Semarang dan Raja Bintor yang juga keturunan Tiongkok yakni Sultan Fattah di kompleks Masjid Agung Demak.
Kehadiran para ahli sejarah dari negara Tiongkok ini, bukan hanya memperkaya wawasan Islam dan Cina yang mungkin selama ini baru setengah-setengah mengetahuinya, namun juga mempererat hubungan antar etnis di Indonesia.
Seminar dihadiri 250 peserta yang terdiri dari pengurus PBNU, PWNU, PCNU, lembaga, banom, MWCNU sekabupaten Demak, Unwahas, guru besar dan mahasiswa.
Kami terpaksa memakai alat ini untuk bisa mendengar translator yang menerjemahkan narasumber. Karena keduanya menggunakan bahasa Mandarin. ahaha :D
Tentang konten/isinya akan aku tulis dalam postingan berikutnya ya teman. Ada 21 halaman tulisan tangan sih, tapi ya gitu. pas aku mau ketik kok sulit baca tulisan sendiri ya. Hehe. Ceker eyem.
But I'll try hard for you all :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar