Upcoming Book Tentang Remaja Dan Enterpreneurship
Remaja Juga Bisa Jadi Sociopreneur.
Seperti apa sih jika remaja yang belajar atau menjadi sociopreneur?
Bagaimanakah cara dan langkah bagi remaja belasan tahun yang akan menempuhi jalan sebagai sociopreneur?
Yuk selengkapnya kita baca di buku SOCIOTEENPRENEUR ini. Kita sama-sama tunggu hadirnya ya di toko buku Gramedia, Togamas dll, juga di online bookstores :)
Mari kembali menilik siroh, mempelajari masa muda Rasulullah ketika sudah mulai belajar dan menjadi entrepreneur sedari usia belia.
Ketika ibunya meninggal, kemudian Muhammad kecil tinggal bersama dengan sang kakek-Abdul Muthalib- sesungguhnya beliau sudah belajar mengenai entrepreneurship dan sekaligus belajar tentang social bermasyarakat. Hal ini dikarenakan sang Kakek yang cukup disegani dan mempunyai peranan penting dalam kabilahnya –Qurays- yang menjadi kaum terkemuka bangsa Arab.
Nabi Muhammad kecil sering dipangku sang Kakek, baik dalam pertemuan keluarga, maupun saat-saat beliau harus berurusan dengan banyak orang dalam hal bisnis, politik maupun kemasyarakatan. Apa-apa yang dikonsumsi otak semasa kecil lebih cepat terserap oleh spons dalam kepala, lebih berkesan dan memberi jejak yang dalam bagi aspirasi dan langkah seseorang. Demikian pula dalam diri Nabi Muhammad.
Saat kakeknya meninggal di usia Nabi Muhammad masih delapan tahun, pengasuhan yang berpindah kepada pamannya –Abu Thalib –yang seorang pedagang dan pengusaha, tak urung makin membawa jiwa entrepreneurship dalam dirinya. Menjadi penggembala kambing sejak masih belia adalah latihannya mula-mula. Dari sanalah jiwa kepemimpinannya terasah, juga menyaksikan bagaimana sebuah proses investasi dari satu kambing yang beranak pinak menjadi banyak, menghasilkan daging, susu ataupun kulit yang berguna.
Apalagi kemudian sang paman tak segan-segan mengajak dan membawanya berkeliling untuk berdagang. Bahkan melintasi beberapa negeri. Keberanian, kedisiplinan, kejujuran, kreatifitas, tanggung jawab, dan banyak lagi sikap-sikap penting dalam kewirausahaan yang diajarkan. Tidak dengan teori saja, namun bahkan dengan praktik langsung juga di lapangan. Sebuah proses magang yang menyenangkan bersama sang Paman yang melindungi dan mengasihinya.
Maka ketika tiba saatnya Nabi Muhammad mandiri, seorang pengusaha wanita berkelas bernama Khodijah mengambilnya sebagai salah satu orang kepercayaannya dalam berbisnis. Begitu sukses dan berkahnya perdagangan nabi Muhammad, sehingga mahar yang diberikannya ketika mereka kemudian menikah adalah seribu ekor unta merah. Subhanallah.
**
Semua kesuksesan dan langkah besar selalu dimulai dari kesuksesan dan langkah-langkah kecil. Seperti hujan deras yang dimulai dari gerimis, seperti purnama yang diawali dari bulan sabit, dan seperti gunung yang disusun dari kepingan dan gundukan-gundukan kecil. Demikian juga dalam langkah menjadi seorang sociopreneur.
SINOMAN
Remaja juga bisa dengan menjadi socioteenpreneurship. Awalnya mungkin bisa dimulai dari aktifitas yang dekat dengan pribadi masing-masing. Misalnya kalau di daerah Solo-Yogya dan sekitarnya, kita mengenal adanya istilah sinoman atau laden. Itu bisa menjadi salah satu ajang untuk latihan untuk para pemuda pemudi belasan tahun. Biasanya memang anak-anak SMP, SMA dan kuliahan yang nyinom.
Menjadi sinoman berarti menjadi bagian dari sebuah tim yang melayani para tamu undangan dalam sebuah acara, mungkin pesta pernikahan atau khitan dan sebagainya. Bekerja sukarela tanpa dibayar, untuk menyajikan makanan dan minuman bagi tetamu. Biasanya karena tetangga atau saudara sendiri yang punya acara. Imbalannya hanya makan dan minum seperti halnya tetamu yang lain. Serta jika beruntung mendapatkan seragam sinoman, biasanya terjadi kalau pemilik hajat orang kaya dan dermawan.
Tapi dari sesi ini para sinoman mendapatkan guyub, silaturahim, jalinan pertemanan dan persahabatan yang kuat antar mereka. Tak urung kebersamaan berlanjut dengan jalan-jalan bareng dan melakukan petualangan lainnya. Kebersamaan dan jalinan kuat persaudaraan ini bisa menjadi modal bagi seorang socioteenpreneur ketika akhirnya dia bergerak mewujudkan idenya, dan membutuhkan dukungan tim yang solid.
Kenapa mereka mau sukarela, tanpa sadar sesungguhnya itu datang dari rasa kepedulian, selain mungkin ada juga yang karena rikuh dan segan. Namun jika kepedulian ini dikembangkan, tidak mungkin seorang socioteenpreneur ini bisa lahir. Sebab dia akan mampu merekam dan memahami potensi apa yang ada di dalam dirinya, potensi maupun kebutuhan lingkungannya dan prospek apa yang bisa dicapai dengan mengembangkan potensi demi menjawab kebutuhan tersebut.
KEPANDUAN/PRAMUKA
Para remaja belasan tahun memang hendaknya sudah ikut mengambil peran aktif dalam social masyarakat. Kepanduan atau pramuka juga sudah memberikan bibit yang baik sejak anak-anak masih duduk di bangku SD. Karena seringkali ada kegiatan bakti social yang membawa mereka terjun ke masyarakat, demi membantu dan ikut berperan aktif dalam penyelesaian masalah-masalahnya. Misalnya kerja bakti membersihkan selokan dan lingkungan, mengadakan bazaar sembako dan sandang murah, sampai dengan membantu korban bencana alam dan sebagainya.
Di dalam kepanduan/pramuka, anak dan remaja belajar tentang sikap-sikap yang diperlukan seorang sociopreneur. Karena bukan saja tidak mudah menjadi bagian dari entrepreneurship yang membutuhkan antusiasme, ketekunan, kreatifitas dan semangat pantang menyerah, namun terlebih lagi sociopreneur melibatkan social masyarakat dalam aktifitasnya.
Masyarakat sebagai obyek yang digali kebutuhannya dan nantinya juga akan merasakan hasil dari kerja sociopreneur. Tetapi juga masyarakat adalah elemen penting yang harus bisa dirangkul untuk bisa menjadi bagian dari pelaku dan tim sukses sociopreneurship.
KARANG TARUNA
Entahlah apakah masih ada karang taruna di masa sekarang. Mungkin juga sudah mulai tergeserkan dengan menjamurnya komunitas-komunitas yang lahir tersebab hobi dan kecenderungan para anggotanya yang sama.
Tapi mungkin di beberapa daerah Karang Taruna masih ada dan dihidupkan. Wadah ini bisa menjadi tempat dan media untuk menggladi para anggotanya yang kebanyakan remaja belasan tahun. Lewat karang taruna dan sejenisnya, jiwa sukarelawan ataupun volunteer bisa diasah dan dikembangkan, sebagai awalan dalam rangka menjadi socioteenpreneur.
**
Ketika ibunya meninggal, kemudian Muhammad kecil tinggal bersama dengan sang kakek-Abdul Muthalib- sesungguhnya beliau sudah belajar mengenai entrepreneurship dan sekaligus belajar tentang social bermasyarakat. Hal ini dikarenakan sang Kakek yang cukup disegani dan mempunyai peranan penting dalam kabilahnya –Qurays- yang menjadi kaum terkemuka bangsa Arab.
Nabi Muhammad kecil sering dipangku sang Kakek, baik dalam pertemuan keluarga, maupun saat-saat beliau harus berurusan dengan banyak orang dalam hal bisnis, politik maupun kemasyarakatan. Apa-apa yang dikonsumsi otak semasa kecil lebih cepat terserap oleh spons dalam kepala, lebih berkesan dan memberi jejak yang dalam bagi aspirasi dan langkah seseorang. Demikian pula dalam diri Nabi Muhammad.
Saat kakeknya meninggal di usia Nabi Muhammad masih delapan tahun, pengasuhan yang berpindah kepada pamannya –Abu Thalib –yang seorang pedagang dan pengusaha, tak urung makin membawa jiwa entrepreneurship dalam dirinya. Menjadi penggembala kambing sejak masih belia adalah latihannya mula-mula. Dari sanalah jiwa kepemimpinannya terasah, juga menyaksikan bagaimana sebuah proses investasi dari satu kambing yang beranak pinak menjadi banyak, menghasilkan daging, susu ataupun kulit yang berguna.
Apalagi kemudian sang paman tak segan-segan mengajak dan membawanya berkeliling untuk berdagang. Bahkan melintasi beberapa negeri. Keberanian, kedisiplinan, kejujuran, kreatifitas, tanggung jawab, dan banyak lagi sikap-sikap penting dalam kewirausahaan yang diajarkan. Tidak dengan teori saja, namun bahkan dengan praktik langsung juga di lapangan. Sebuah proses magang yang menyenangkan bersama sang Paman yang melindungi dan mengasihinya.
Maka ketika tiba saatnya Nabi Muhammad mandiri, seorang pengusaha wanita berkelas bernama Khodijah mengambilnya sebagai salah satu orang kepercayaannya dalam berbisnis. Begitu sukses dan berkahnya perdagangan nabi Muhammad, sehingga mahar yang diberikannya ketika mereka kemudian menikah adalah seribu ekor unta merah. Subhanallah.
**
Semua kesuksesan dan langkah besar selalu dimulai dari kesuksesan dan langkah-langkah kecil. Seperti hujan deras yang dimulai dari gerimis, seperti purnama yang diawali dari bulan sabit, dan seperti gunung yang disusun dari kepingan dan gundukan-gundukan kecil. Demikian juga dalam langkah menjadi seorang sociopreneur.
SINOMAN
Remaja juga bisa dengan menjadi socioteenpreneurship. Awalnya mungkin bisa dimulai dari aktifitas yang dekat dengan pribadi masing-masing. Misalnya kalau di daerah Solo-Yogya dan sekitarnya, kita mengenal adanya istilah sinoman atau laden. Itu bisa menjadi salah satu ajang untuk latihan untuk para pemuda pemudi belasan tahun. Biasanya memang anak-anak SMP, SMA dan kuliahan yang nyinom.
Menjadi sinoman berarti menjadi bagian dari sebuah tim yang melayani para tamu undangan dalam sebuah acara, mungkin pesta pernikahan atau khitan dan sebagainya. Bekerja sukarela tanpa dibayar, untuk menyajikan makanan dan minuman bagi tetamu. Biasanya karena tetangga atau saudara sendiri yang punya acara. Imbalannya hanya makan dan minum seperti halnya tetamu yang lain. Serta jika beruntung mendapatkan seragam sinoman, biasanya terjadi kalau pemilik hajat orang kaya dan dermawan.
Tapi dari sesi ini para sinoman mendapatkan guyub, silaturahim, jalinan pertemanan dan persahabatan yang kuat antar mereka. Tak urung kebersamaan berlanjut dengan jalan-jalan bareng dan melakukan petualangan lainnya. Kebersamaan dan jalinan kuat persaudaraan ini bisa menjadi modal bagi seorang socioteenpreneur ketika akhirnya dia bergerak mewujudkan idenya, dan membutuhkan dukungan tim yang solid.
Kenapa mereka mau sukarela, tanpa sadar sesungguhnya itu datang dari rasa kepedulian, selain mungkin ada juga yang karena rikuh dan segan. Namun jika kepedulian ini dikembangkan, tidak mungkin seorang socioteenpreneur ini bisa lahir. Sebab dia akan mampu merekam dan memahami potensi apa yang ada di dalam dirinya, potensi maupun kebutuhan lingkungannya dan prospek apa yang bisa dicapai dengan mengembangkan potensi demi menjawab kebutuhan tersebut.
KEPANDUAN/PRAMUKA
Para remaja belasan tahun memang hendaknya sudah ikut mengambil peran aktif dalam social masyarakat. Kepanduan atau pramuka juga sudah memberikan bibit yang baik sejak anak-anak masih duduk di bangku SD. Karena seringkali ada kegiatan bakti social yang membawa mereka terjun ke masyarakat, demi membantu dan ikut berperan aktif dalam penyelesaian masalah-masalahnya. Misalnya kerja bakti membersihkan selokan dan lingkungan, mengadakan bazaar sembako dan sandang murah, sampai dengan membantu korban bencana alam dan sebagainya.
Di dalam kepanduan/pramuka, anak dan remaja belajar tentang sikap-sikap yang diperlukan seorang sociopreneur. Karena bukan saja tidak mudah menjadi bagian dari entrepreneurship yang membutuhkan antusiasme, ketekunan, kreatifitas dan semangat pantang menyerah, namun terlebih lagi sociopreneur melibatkan social masyarakat dalam aktifitasnya.
Masyarakat sebagai obyek yang digali kebutuhannya dan nantinya juga akan merasakan hasil dari kerja sociopreneur. Tetapi juga masyarakat adalah elemen penting yang harus bisa dirangkul untuk bisa menjadi bagian dari pelaku dan tim sukses sociopreneurship.
KARANG TARUNA
Entahlah apakah masih ada karang taruna di masa sekarang. Mungkin juga sudah mulai tergeserkan dengan menjamurnya komunitas-komunitas yang lahir tersebab hobi dan kecenderungan para anggotanya yang sama.
Tapi mungkin di beberapa daerah Karang Taruna masih ada dan dihidupkan. Wadah ini bisa menjadi tempat dan media untuk menggladi para anggotanya yang kebanyakan remaja belasan tahun. Lewat karang taruna dan sejenisnya, jiwa sukarelawan ataupun volunteer bisa diasah dan dikembangkan, sebagai awalan dalam rangka menjadi socioteenpreneur.
**
Bagaimanakah cara dan langkah bagi remaja belasan tahun yang akan menempuhi jalan sebagai sociopreneur?
Yuk selengkapnya kita baca di buku SOCIOTEENPRENEUR ini. Kita sama-sama tunggu hadirnya ya di toko buku Gramedia, Togamas dll, juga di online bookstores :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar