Kalau Dokter Buka Resto
Alhamdulillah. Senang sekali waktu tahu adikku akhirnya lulus sekolah spesialis internisnya. Sama senangnya ketika tahu bahwa koleganya yang juga dokter membuka sebuah restauran di kota kecil kami. Langsung saja resto baru ini kami serbu. Terutama karena saat awal pembukaannya, semua kenalan diberi makan gratis. Alamaaak :D
Alhamdulillah. Senang sekali waktu tahu adikku akhirnya lulus sekolah spesialis internisnya. Sama senangnya ketika tahu bahwa koleganya yang juga dokter membuka sebuah restauran di kota kecil kami. Langsung saja resto baru ini kami serbu. Terutama karena saat awal pembukaannya, semua kenalan diberi makan gratis. Alamaaak :D
Rumah makan pak Dokter ini menyediakan lebih dari tujuh puluh lima menu lho. Seru kan?! Ada ndas manyung menu andalan khas Demak, ada juga sambal goreng rambak dan banyak menu lainnya yang menggoda.
Kuliner favorit almarhum ayahku juga ada, nih kikil alias kaki kambing yang mak krenyessss.
Kalau yang tidak begitu suka dengan masakan berkuah dan pedas, bisa mengambil menu iwak manuk nih. Juga banyak bermacam goreng-gorengan lainnya.
Kalau anak-anakku sudah jelas apa kesukaannya. Yups, betul, ayam ala Ipin Upin nih. Semua daging ayamnya dikemas seperti paha ayam di film anak-anak asal Malaysia itu lho. #Cemana :D
Di rumah makan Safira (yang namanya juga dipakai untuk nama butik milik pak dokter) bisa makan sambil duduk kursi, ataupun lesehan. Tinggal pilih lokasi aja.
Area dengan meja putih dan kursi-kursi warna oranye menyala mendominasi ruang dalam rumah makan, baik di sisi barat ataupun timur.
Di bagian belakang, ada area lesehan untuk mereka yang ingin makan sambil bersantai, menyelonjorkan kaki dan menyandarkan punggung ke dinding.
Sekat alias partisinya menggunakan aksen anyaman bambu dengan rangka kayu. Menjadikannya senada dan serasi dengan rumah makan yang hampir seluruhnya menggunakan material kayu ini, dari kerangka struktur, plafon, pintu, jendela hingga dindingnya.
Untuk aksen tirai di jendelanya, digunakan bahan kain blacu dengan aksen batik warna dominan coklat. Membuatnya tampak manis dan memperkuat konsep alami dan klasik rumah makan ini.
Demikian pula halnya dengan pemilihan tembikar tanah liat sebagai wastafel yang terdapat di pojok ruang dalam rumah makan ini. Tentu tak lepas dari konsepnya yang membawa bahan alam kembali dekat dengan kita. Menjadi pemecah dan oase di tengah segala macam hal yang berbau instan, plastik dan sintetik.
Sip ya, ada konsep penyelamatan alias konservasi rumah kuno asli Jawa khususnya Demak, plus menyediakan alternatif wisata kuliner di kota Wali ini dan tentu saja perekruitan banyak karyawan alias membuka lapangan kerja.
Sayangnya, atap tambahan perpanjangan bagian depan tidak menggunakan struktur kayu juga, tapi malah memakai struktur baja ringan yang memang lebih murah, enteng dan praktis.
However, yuk wiskul ke sini yuk!
#DutaWisataDemak
#BrandAmbassadorDemak
However, yuk wiskul ke sini yuk!
#DutaWisataDemak
#BrandAmbassadorDemak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar