Geliat Pendidikan Nasional WNI Di Taiwan
Selamat Hari Pendidikan Nasional!
Senang sekali ternyata geliat perbaikan pendidikan bagi seluruh WNI juga terjadi di Taiwan. Meski berada di negeri yang jauh, namun tetap bersemangat untuk mencerdaskan anak bangsa.
Pada
hari sabtu, 23 April 2016 dan Minggu 24 April 2016 Kantor Dagang Ekonomi
Indonesia (KDEI)
yang bertindak sebagai Dinas Pendidikan di Taiwan mempunyai hajatan Ujian
Nasional Pendidikan kesetaraan (UNPK) Kejar Paket C.
Kepala
KDEI Bapak Arief Fadilah sangat mendukung dan memperhatikan penuh kegiatan yang bertujuan
untuk meningkatkan kegiatan pendidikan di Taiwan khususnya untuk para Buruh Migran
Indonesia (BMI). Beliaupun mendelegasikan Bapak Agung Sepande yang bertugas sebagai
Seksi Dinas Pariwisata dan Perhubungan untuk bisa membantu dan memberikan perhatian
lebih dalam pendidikan. Meskipun tugas pokok dan fungsinya tidak ada di KDEI, tetapi
perhatian dan dukungan yang penuh untuk dunia pendidikan khususnya BMI dan
Pelajar Indonesia di Taiwan.
Adapun
satuan pendidikan yang mengikuti UNPK ada dua lembaga PKBM PPI Taiwan dan PKBM BJI.
Ketika melihat persoalan ternyata sebagian BMI masih ada yang masih tertinggal dalam pendidikan wajib belajar sembilan tahun bahkan ada sebagian kecil yang belum bisa membaca. Bagaimana caranya agar mereka bisa meningkatkan pendidikannya di tengah kesibukan belajar. Akhirnya mulai koordinasi berbagai pihak untuk mengetahui bagaimana cara mendirikan pusat kegiatan belajar masyarakat di luar negeri. Alhamdulillah berkat ketulusan hati, kemudahan komunikasi bahkan koordinasi didapatkan.
koordinasi Berlanjut hingga berkomunikasi dengan Bapak Erman dan Bapak Subi dari Pendidikan Kesetaraan Kemendikbud. Hingga akhirnya keinginan tersebut didengarkan langsung di rapat subdit pendidikan kesetaraan kemendikbud. Setelah komunikasi dan koordinasi berlangsung, KDEI pun dengan sigap membantu semua administrasi yang diperlukan, bahkan Tim Kepengurusan Kejar Paket C dengan kompak bahu membahu agar tercapai berdirinya PKBM PPI Taiwan dan bisa melaksanakan Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) di Taiwan.
Hadir perwakilan pengawas UNPK dari Kemendikbud Dr. Suprananto dan Dr. Bambang
Windoko,
untuk melihat secara langsung dan memastikan lancarnya perjalanan UNPK di
Taiwan.
Panitia
UNPK Kejar Paket C Taiwan yang diketuai oleh Hasan Ismail, SPd. adalah salah
satu mahasiswa
program magister di Mechanical Engineering National Chiao Tung University.
Sementara
panitia yang lain sebagian besar adalah pelajar Indonesia yang sedang menempuh belajar, dengan jenjang studi S2 dan S3 di berbagai Universitas di Taiwan.
Sementara
itu PKBM PPI Taiwan sudah tercatat dalam Daftar Lembaga PKBM Luar Negeri
salah satu lembaga luar negeri yang pertama kali mendapatkan NILEM.
Saat
ini tercatat sejumlah 35 peserta yang mengikuti UNPK Kejar Paket C PKBM PPI
Taiwan.
Hampir semua peserta adalah wanita yang bekerja sebagai buruh migran Indonesia
(BMI)
dan satu orang dari putri WNI yang menikah dengan warga negara Taiwan. Satu
orang peserta
yang telah kembali ke Indonesia telah mengikuti UNPK di SKB Blora
Kendala
yang dihadapi oleh peserta UNPK adalah ijin dari majikan ataupun dari
pekerjaannya.
Majikan
tersebut berdalih mereka tugasnya bekerja disini bukan belajar. Untuk diketahui
Sebagian
besar bekerja sebagai buruh informal di rumah tangga. Sehingga hambatan
tersebut dicarikan
pemecahannya agar pendidikan untuk seluruh WNI dimanapun berada bisa terlaksana.
Setidaknya
berharap semoga Pemerintah lebih memperhatikan lagi hak pendidikan untuk
Warganya
dimanapun berada baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dan semoga ada
perhatian
khusus dari pemerintah dengan melihat fenomena ini. Fakta yang terjadi di
lapangan tetap
ada pengabdian sebagian warga nya untuk meningkatkan pendidikan sesamanya.
Meskipun didukung penuh oleh KDEI tetapi kewenangan yang bertindak sebagai konsultan
Meskipun didukung penuh oleh KDEI tetapi kewenangan yang bertindak sebagai konsultan
Pendidikan
di Taiwan perlu diperhatikan lagi. Mengingat ada sejumlah 3800 Pelajar
Indonesia di
Taiwan dan 238.000 Buruh Migran Indonesia. Hal ini perlu kerjasama berbagai
pihak baik dari
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Perguruan Tinggi Riset dan Teknologi,
Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Departemen Tenaga Kerja untuk dapat mencapai pendidikan Warga Negara Indonesia lebih baik lagi.
Aaaa... jadi pengen balik lagi ke Taiwan nih :)
BalasHapusayo mbak, aku temeni :D
Hapus