Tahtiman Pondok Betengan Dan Spiritnya
Kiranya ini tahun ketiga pesantren BUQ Betengan mengadakan tahtiman yang tanpa kehadiran almarhum Yai Harir. Beliau berpulang tahun 2014 saat aku dan anak-anak berada di Ubud untuk Ubud Writers and Readers Festival kali itu.
Yang menjadi penerusnya adalah sang putra yang seusia denganku (waktu bayi pernah ketika dia ngompol dan kehabisan celana, karena kami sedang di luar kota untuk tahtiman di pesantren bulikku, dia dipakaikan celanaku :D)
Hahay...
Lihat bagaimana maqom itu berpihak padanya. Tapi seperti kata ibu, tiap-tiap masing-masing. Yang ridlo, ikhlas, qonaah. insya Allah
Okey, ikhlas aja lah ya. Untuk saat ini, let's trance at prosesi tahtiman alquran
Open house ndalem Yai Dan bu nyai jadi bagian, paket acara
tahtiman alquran dan haul. Sesi yang tak resmi tercantum dalam rangkaian
acara tetapi menjadi waktu berharga, penuh persaudaraan, keberkahan
silaturahmi dan tanda kedermawanan kyai nyai serta katawadluan santri
/alumni.
Berdagang, catering, penerjemahan, penulisan
kitab dan buku adalah maisyah lain yang dikerjakan para Yai, Nyai dan
keluarga ndalem di samping kesibukan mereka mengajar dan mendidik para
santri. Semua tergantung dari sudut pandang dan juga niatan yang tumbuh,
bergerak dari dalam hati. Semua, jika nawaitu lillah, insya Allah
baik, positif, berkah dan mulia.
However, kewiraian alias
kehati-hatian dan keprawiraan alias menjaga harga diri, marwah, martabat
dan kehormatan, pride merupakan salah satu dari aplikasi pengamalan
quran.
Akan semakin bernilai lebih jika bisa sekaligus menjadi media pemberdayaan ekonomi umat.
Dapur ndalem, dari dalamnya tersedia catering
makanan mengandung doa-doa untuk para santri, sekaligus mengepulkan
maisyah Yai dan bu nyai yang juga butuh menyediakan dana pendidikan bagi
putra putrinya sendiri yang seringkali jumlahnya tidak sedikit. Berkah
yang memberkahi. Subhanallah. Hal-hal kecil tapi prinsipil yang sering
luput dari pengamatan kita. Seperti halnya betapa lembut dan tipisnya
beda antara keikhlasan berjuang dengan punya kepentingan kapitalisme
berkedok agama dst. Selamanya kita butuh dan dituntut untuk terus
waspada dengan yang tersembunyi dan bergerak di balik dada ini, sesuatu
yang bernama hati. Yang jika itu baik, maka baiklah seluruh peri
kehidupan kita, demikian juga sebaliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar