Haiiiiii....
Sudah menyimak dua review atas buku Generasi Copy Paste karya Gus Awy terbitan Hasfa Publishing pada Blog Tour kali ini? Berikut link-nya...
http://www.dian-nafi.com/2017/07/blog-tour-give-away-generasi-copy-paste.html
http://www.hybridwriterpreneur.com/2017/07/blog-tour-generasi-copy-paste.html
Nah, selanjutnya ada Review-nya lagi nih. Kali ini ditulis Hidayat Muh, kita simak ya....
Islam sebagaimana ajarannya mengajarkan kebaikan dan perdamaian. Dengan
kata lain Islam adalah Rahmatan lil 'alamin. Namun, seiring
berkembangnya zaman, Islam kini diidentikkan dengan hal-hal yang berbau
negatif. Ini bisa dilihat dari banyaknya kasus-kasus yang ada. Korupsi
berjamaah yang terjadi, pasti pelakunya muslim. Banyaknya orang miskin,
pasti pelakunya muslim. Kekerasan disana sini, pasti pelakunya muslim.
Dan sederet berita lainnya yang bisa dipastikan pelakunya muslim.
Bila kita mencermati peristiwa yang terjadi, maka ujung dari solusinya
pasti lari ke diri kita sendiri. Kita tidak mungkin menyalahkan
pemerintah karena sistem yang membuat mereka korupsi, sedangkan kita nya
suka nitip absen pada teman atau datang telat. Ataukah menyalahkan
pemerintah karena tak becus menangani kurikulum, lantas kita nya memang
malas belajar. Alhasil, semua lari ke diri kita sendiri. Pertanyaannya,
bagaimana kita menyadarinya?
Awy A Qolawun dalam bukunya Generasi Copy Paste menawarkan berbagai
cerita yang membuat kita tersentak. Beberapa cerita mungkin membuat
tertawa, namun sebenarnya tawaan itu justru untuk kita. Buku ini sangat
mudah dicerna bagi siapa saja. Melalui buku ini juga, kita bisa
menyikapi peristiwa yang ada dengan cara yang arif.
Dalam satu cerita yang diberi judul 'Mencabuti Bulu Ketiak di Depan
Umum', Awy sangat piawai mengundang tawa juga hikmah. Ia berusaha
merespon realita yang kini tidak dibenarkan secara syariat. Hal-hal yang
dulu dianggap tabu, bahkan tercela dan sangat aib. Kini menjadi sangat
biasa sekali. Seolah tak ada apa-apa (halaman 10).
Cerita lain yang diberi judul 'Cantik-Cantik Kentutan' juga sangat
menarik. Awy menceritakan bagaimana Abdurrohman Hatim bin Yusuf bin
Ulwan mendapat gelar tuli. Ketika Hatim kerja di toko sebagai pedagang,
seorang gadis cantik datang membeli. Tanpa disengaja, gadis itu kentut.
Namun, menanggapi perubahan raut wajah gadis itu, Hatim pura-pura tidak
mendengar. Legalah hati gadis tadi. Kisah ini setidaknya mempunyai
beberapa pelajaran. Di antaranya yakni bagaimana toleransi dan cara
beliau menjaga perasaan orang lain. Harus kita akui, kerap kita
bertindak mendahulukan ego tanpa menjaga perasaan (halaman 14).
Secara umum, Awy ingin menyampaikan bahwa seorang muslim yang baik adalah
- memiliki daya juang tinggi, tidak takut akan kegagalan dan laksana baja (halaman 7),
- tidak memandang asing suatu kebaikan (halaman 11),
- bisa membedakan antara kekerasan dan ketegasan (halaman 18),
- berperilaku jujur (halaman 21),
- memperhatikan umat ketika memimpin (halaman 25),
- membenahi kesalahan dan mengembalikan sesuatu yang bukan haknya (halaman 33),
- merenungi kematian agar termotivasi untuk mengerahkan dan segenap talentanya demi kebaikan dirinya dan umat (halaman 26),
- membiasakan diri membaca al-Quran (halaman 41),
- menjaga hubungan interaksi dengan masyarakat sekitar. Dan tak hanya sekedar ibadah saja (halaman 45),
- memiliki kepekaan dengan khidmah, sehingga menghancurkan segala arogansi dan egois (halaman 60),
- tidak bergantung pada orang lain agar dapat menuju kedewasaan berpikir dan senantiasa produktif (halaman 63),
- tidak membiarkan hawa nafsu mengekang kita (halaman 72),
- senantiasa mengoreksi iman agar hidup kita lebih baik dari hari yang kemarin (halaman 75),
- tetap bersatu dan jangan tercerai berai (halaman 90),
- ruh dan jiwa tidak putus kontak dengan Allah Ta'ala (halaman 96),
- mentafakkuri diri ketika ada fenomena-fenomena alam (halaman 99),
- tidak menodai nama agung Islam (halaman 103),
- membenahi kualitas ibadah (halaman 106),
- memperluas cakrawala keilmuan dan wawasannya agar hati semakin lapang dan memaklumi setiap perbedaan (halaman 124).
Pada akhirnya, Awy menegaskan sebelum menyalahan orang lain, ada baiknya
kita meneliti terlebih dahulu diri kita sendiri (halaman 137).
Kisah-kisah dalam buku ini sangat memotivasi kita agar kita menjadi
pribadi muslim yang baik. Selamat membaca!
Buku Generasi Copy Paste juga bisa dibeli via online:
silakan pesan via sms atau wa 085701591957. Sertakan nama, alamat lengkap, kode pos, no telpon & judul buku pesanan.
**
silakan pesan via sms atau wa 085701591957. Sertakan nama, alamat lengkap, kode pos, no telpon & judul buku pesanan.
**
Sekarang saatnya kuis.....
Syaratnya mudah banget.
Ikuti blog tour di beberapa blog yang tertera di pamflet ya.
www.dian-nafi.com
www.hasfa.co.id
www.hybridwriterpreneur.com
www.diannafi.me
Lalu silakan komentar di bawah postingan berjudul Blog Tour Generasi Copy Paste, sesuai dengan arahan alias petunjuk yang terdapat postingan blog tersebut.
Pertanyaan di blog ini yang musti teman-teman jawab di kolom komentar, adalah:
Ikuti blog tour di beberapa blog yang tertera di pamflet ya.
www.dian-nafi.com
www.hasfa.co.id
www.hybridwriterpreneur.com
www.diannafi.me
Lalu silakan komentar di bawah postingan berjudul Blog Tour Generasi Copy Paste, sesuai dengan arahan alias petunjuk yang terdapat postingan blog tersebut.
Pertanyaan di blog ini yang musti teman-teman jawab di kolom komentar, adalah:
Dari kesembilan belas tips untuk menjadi Muslim yang lebih baik dalam buku Generasi Copy Paste, sesuai yang ditulis dalam review di atas, nomor manakah yang menjadi prioritas atau menjadi favoritmu? Mengapa?
Jawaban ditunggu sampai tanggal 15 Juli 2017 ya. Sertakan nama, akun sosmed dan kotanya. Ada dua pemenang dari blog tour ini yang akan beruntung mendapatkan paket buku senilai 250rb rupiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar