Kali ini saat diminta bercerita Pengalaman Berkesan Bersama Guru oleh mbak Relita dan Yuli, aku jadi teringat cerita ini yang terjadi belasan tahun lalu. Ya Allah...betapa tuanya akuuuh hahaha..
Jadi ceritanya waktu itu aku diminta menjadi ketua angkatan untuk mata kuliah yang diampu Dosen kami Pak Paul yang terkenal paling killer. Beliau mengampu mata kuliah Struktur Bangunan serta Manajemen Konstruksi.
Nggak tahu kenapa juga aku yang dipilih jadi ketua, coba? Padahal dari 90-an anak se-angkatan itu notabene yang paling banyak justru cowoknya, tapi kok aku yang disuruh. Sudah cewek, berjilbab lagi. Pokoknya minoritas deh, karena waktu itu yang berjilbab satu angkatan cuma ada 4 orang. Kalau foto yang di atas itu kan foto jaman now, di mana emak-emak akhirnya padha berjilbab semua karena trend-nya menuntut demikian. Hehehe...
Nah, yang bikin aku keki tuh Pak Paul kadang suka bikin rasaku tercampur aduk. Halagh.
Beliau sudah sepuh banget. Usianya 70-an tahun. Waktu itu sebenarnya beliau sudah pensiun. Tapi karena keseniorannya dan pengabdiannya selama ini, jadi beliau masih diminta menjadi dosen luar biasa, atau dosen terbang atau apalah istilahnya.
Mungkin karena status yang demikian inilah sehingga beliau jarang sekali pergi ke kampus. Jadi beliau berpesan, pokoknya kalau besok ada jadualnya harus mengajar, beliau minta dihubungi.
Jadi begitulah, aku menjadi super repot deh. Hahaha. Tapi bismillah demi berjalannya perkuliahan dengan baik, aku bismillah saja menjalankan amanah ini.
Kadang meski hari sebelumnya sudah kuingatkan beliau tentang jadual keesokan harinya via sms, pada hari H -nya seringkali aku masih harus mengingatkan lagi.
Yach maklumlah ya, sudah sepuh.
Tapi killer dan galaknya book, minta ampuuuun. Kami, semua mahasiswanya di kelas, juga seringkali kena damprat kalau kami agak lola, nggak bisa memahami penjelasannya atau nggak bisa menjawab soal-soal yang beliau berikan. Ampuuuun deh.
Nah, suatu ketika pada suatu hari Pak Paul seperti biasa belum juga datang ke kelas padahal kami sudah siap belajar. Aku sms, Pak Paul tidak membalas. Aku telpon. tidak diangkat.
Setelah lama berlalu dan teman-teman seangkatan makin resah, kuputuskan untuk berkendara pergi ke rumah beliau. Letaknya lumayan lah dari kampus. Sekitar lima belas menit-an bermotor. Tapi ya gitu, bismillah. Namanya juga tanggung jawab, ya kan.
Eh sampai rumah beliau, ternyata Pak Paul-nya masih tidur. Mungkin kecapekan atau nggak enak badan atau gimana.
Aku bilang, Pak kalau perkuliahan mau diliburkan nggak apa-apa, nanti saya bilang ke teman-teman supaya diganti hari lain.
Tapi Pak Paul bersikeras tetap akan berangkat ke kampus saat itu, meski berarti akan molooooor bangeeet karena berarti harus menunggu beliau mandi, siap-siap dan seterusnya.
Beliau menyuruhku ke kampus dulu dan bilang akan menyusul. Oke deh
Pas aku balik, sebagian anak-anak sudah tidak berada di ruang perkuliahan. Aku agak panik.
"Eh padha ke mana nih? Pak Paul nya tetap akan datang lho," keluhku.
"Santai aja, Fi. Padha main di luar sebentar palingan, ke kantin atau ke mana. Jenuh juga kan nunggu di kelas," ujar teman-teman yang tinggal di kelas.
Pas Pak Paul akhirnya datang sekitar tiga perempat jam kemudian, ternyata kelas benar-benar tinggal separuh penghuninya.
"Lho padha ke mana, nih?" kegalakan dan kesangarannya langsung mencuat.
Aku yang tadi sempat melakukan investigasi dan penelusuran serta penyelidikan, dengan setengah gemetar menjawab takut-takut, "lagi padha main bola, Pak."
Bayangkan ada dua kesebelasan bertanding, berarti 22 anak. Belum lagi para supporter, dukun bola dan cheerleader-nya. Hahaha.
"Ini jadi nggak kuliahnya?" Pak Paul membentak.
"Jadi jadi, Pak. Mereka sedang perjalanan ke sini," aku menengok jam dinding, lalu melirik pintu kelas.
Lapangan bola lumayan jauh letaknya dari kawasan gedung arsitrektur sih. Belum lagi kalau mereka dalam keadaan kotor karena habis main bola.
Mataku kini melirik hape, "biar tahu gimana rasanya menunggu."
Itu jawaban sms kapten kesebelasan bolanya. Hag hag hag...
**
Line: diannafi57
Email: diannafihasfa@gmail.com
hahahahahaha
BalasHapushehehehe
HapusKeren bgt mbk amanahnya,sayang belum tuntas ceritanya yaa, jd penasaran :)
BalasHapushahaha memang dibikin gitu ceritanya :D
Hapus