Beberapa pekan lalu, writravelicious berkesempatan pergi ke Pop Hotel Solo. Akhir pekan dan cuaca cerah, membuat perjalanan hari itu mengasyikkan. Saat memasuki kawasan Slamet Riyadi yang merupakan jantung kota yang tak pernah tidur ini, kita disambut dengan serombongan anak-anak yang berselancar dengan sepatu rodanya dan beberapa pasangan muda yang asyik seseruan jogging. Sepanjang kawasan ditutup bagi kendaraan pada Minggu pagi itu, sebab memang car free day. Memberi kesempatan para pejalan kaki menikmati kota.
Lobby dan entrance Hotel Pop Solo ini tersembunyi lho. Jadi tidak langsung menghadap jalan raya Slamet Riyadi. Tapi ada sign kok di tepi jalannya.
Dalam perjalanan menuju entrance lobby Hotel Pop Solo ini, ada pemandangan apik disajikan ke mata penglihatan kita. Seolah memberikan teaser. Nih ada tempat asyik di dalam lho, bisa buat pephotoan, instragammable banget.
Dengan dinding dinding full kaca dari atas sampai ke bawah, ruangan lobby dan ruangan duduk Hotel Pop Solo ini memang jadi semacam akuarium.
Bisa banget ya si arsitek merancang arsitektur Hotel Pop Solo ini. Sekaligus kesan luas dari ruang dalam interior juga diperoleh, sebab ada continous space dari ruang luar yang luas ke dalam ruangan bagian dalamnya. Tempat yang aslinya tidak begitu luas, jadi berkesan sangat luas.
Tabik.
Tulisan POP besar banget di teras lobby Hotel Pop Solo ini sudah langsung menjadi icon dan tempat foto pertama yang instragrammable. Pilihan huruf alias typografi nya pas banget dengan konsep Hotel Pop Solo yang menyajikan konsep nge-POP.
Dari sejak kita berada di lobby, mata kita sudah dimanjakan dengan permainan warna yang atraktif sekali. Juga bentuk-bentuk yang sangat menarik.
Demikian pula halnya dengan pilihan-pilihan furniture, meja, kursi, cushion, bahkan rak-rak gantung juga rak-rak tanamnya di dinding-dinding Hotel Pop Solo ini.
Something new, something fresh, something unique. Semua seolah dibikin customized. Tidak pasaran. Tidak Fabrikan. Dan yang menarik, kalau kita amati semua bahan itu justru material yang murah dan bagi sebagian kita selama ini menganggapnya sebagai remeh dan tidak class. Tapi di sini, semua persepsi kita seolah dibalik. Nih lhoh, bahan murah dan remeh bisa jadi asyik bangeeet.
Keren!
Permainan bentuk lengkung langit-langit dan permainan lighting pencahayaan di lorong koridor dari arah ruang duduk tengah menuju ruang makan aka restoran di bagian belakang, memberi kesan seolah kita sedang berada di stasiun manaaaa gitu. Keruangan banget ini arsitektur Hotel Pop Solo, spacial. Kita diberi kesan dan pengalaman yang berbeda-beda di setiap jengkal langkah kita sepanjang perjalanan menapaki tiap area-area dan sudut-sudutnya.
Writravelicious Go To Pop Hotel Solo;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;
Kreasi craft dari bahan sampah plastik daur ulang. Keren dan kreatif. Sesuatu yang biasanya kita anggap remeh, murah, bisa jadi bagus kalau berada di tempat yang konteks dan konsepnya tepat dan sesuai.
Yang ini malahan kiriman dari pengunjung Hotel Pop Solo kayaknya. Duh, irit banget yaaaa, Hehe, Tapi pasti bangga dan senang banget sih yang karyanya dipajang di ruang duduk Hotel Pop Solo gitu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar