Sejak pergi ke Jogjakarta di akhir Januari 2020 untuk mengikuti workshop pelatihan dan sertifikasi pembimbing ibadah haji, sebenarnya kami sudah mulai menyadari adanya ancaman penyebaran coronavirus.
Selama dua minggu itu sebagian peserta yang berasal dari berbagai kota dan provinsi itu sudah mulai menggunakan masker. Aku kadang memanfaatkan kerudung jilbab sekaligus sebagai masker, meski tidak begitu kerap/sering karena memang saat itu bahaya coronavirus ini belum banyak diketahui dan diberitakan.
Barulah ketika Februari 2020 saat pergi ke Palembang melakukan fam trip bersama Dinas Pariwisata selama beberapa hari, aku mulai makin waspada. Apalagi beberapa event yang aku hadiri terkait dengan perayaan tahun baru China alias imlek. Ada banyak sekali para turis yang berasal dari luar kota dan mungkin juga luar negeri. Kita tahu asal muasal coronavirus ini dari Wuhan China. Sehingga Dinas Pariwisata pun menyediakan masker untuk kami gunakan selama perjalanan dan liputan event.
Aku bahkan tidak melepaskan masker sama sekali saat menyeberang sungai Musi dan menyeberang ke pulau Kemarok Palembang untuk merayakan puncak peringatan tahun baru Imlek. Memang sebagian besar yang hadir di sana adalah keturunan Tionghoa, dan kita tidak tahu siapa yang sehat dan siapa yang orang tanpa gejala tapi membawa virus.
Belakangan aku sempat membuat timeline antara perjalanan virus corona ini sejak pertama kali hadir versus perjalananku sendiri di tanggal-tanggal terkait.
Iseng banget ya. hanya untuk merekam dan kemudian menyadari bahwa sesungguhnya coronavirus ini sesungguhnya sudah mengintai sejak lama, tapi kita tidak mengetahuinya. bahkan saat sekarang coronavirus masih beredar, sebagian dari kita masih merasa santai dan hampir kendur melepaskan kewaspadaan.
Saat pulang dari Palembang dan naik kereta bandara, aku sempat bertemu dengan sesama penumpang yang kelihatannya dari Cina. Dia bersin bebas dan tentu saja dropletnya mungkin mengapung di udara. Waduh, aku takut setengah mati.
Sesampai di rumah, besoknya aku menjemput ibu yang pulang umroh dua puluh hari dan ndilalah sempat transit di Malaysia yang saat itu ditengarai sudah terkontaminasi coronavirus. Sehingga ibu diharuskan karantina dan isolasi mandiri selama empat belas hari dalam rumah. Akulah yang banyak berinteraksi dengan beliau. Mengobrol, makan, sholat jamaah dan banyak aktifitas lainnya.
Beberapa hari kemudian justru aku yang demam, panas, badan pegal-pegal semua, batuk, pilek dan semua tanda gejala covid-19 itu kualami. Segera aku mengkonsumsi obat-obatan yang disarankan oleh adikku yang dokter. Aku juga mengikuti saran teman-teman untuk minum madu, habbatus sauda, minum jahe, buah-buhan dan beberapa asupan yang berguna untuk meningkatkan imunitas.
Alhamdulillah setelah enam hari, berangsur-angsur demamku turun dan aku pelan-pelan memulihkan diri. Syukurlah aku bisa melewati masa-masa itu.
Untung juga ya aku punya adik yang seorang dokter sehingga bisa ditanya-tanya langsung dan konsultasi setiap saat. Tapi teman-teman yang juga ingin punya dokter untuk ditanya-tanya, bisa memanfaatkan halodoc.
Dengan Halodoc, Sehat Jadi Lebih Mudah, karena ada dokter, apotek, rumah sakit, dan asuransi terintegrasi dan memenuhi kebutuhan medis setiap saat.
Layanan kesehatan jadi lebih mudah, aman dan nyaman, dapat ditangani lebih cepat. Halodoc selalu siap memberikan kemudahan layanan kesehatan untuk kita dan keluarga, di mana saja kapan saja.
Di web dan aplikasi halodoc kita bisa membicarakan kondisi kesehatan dengan menghubungi dokter berpengalaman dan terpercaya secara gratis. Kita bisa memilih berbagai metode komunikasi seperti Chat dan Voice/Video Call dari smartphone kapan saja, di mana saja. Seru kan!
Ada banyak dokter umum dan dokter spesialis berpengalaman dan terdaftar di IDI yang bekerja sama dengan halodoc. Gratis kok kalau mau tanya jawab dengan Dokter. Langsung bisa terhubung dengan dokter kurang dari tiga menit
95% pengguna halodoc mengatakan puas, apalagi dokter siaga 24 jam.
Ada banyak dokter umum dan dokter spesialis berpengalaman dan terdaftar di IDI yang bekerja sama dengan halodoc. Gratis kok kalau mau tanya jawab dengan Dokter. Langsung bisa terhubung dengan dokter kurang dari tiga menit
95% pengguna halodoc mengatakan puas, apalagi dokter siaga 24 jam.
Layanan Apotik Antar tersedia di kota: Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi, Medan, Palembang, Pekanbaru, Padang, Bandar lampung, Sukabumi, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Denpasar, Mataram, Makassar, Manado, Balikpapan, Pontianak.
Yes, insyaAllah aku waspada, ikut anjuran di rumah saja, nggak mudik, silaturahmi virtual, dan menjaga kebersihan semuanya.
BalasHapusgood decision. smoga corona segera berlalu ya
Hapus