Baca juga:
Tips Menulis Memoir (1)
Tips Menulis Memoir (2)
Tips Menulis Memoir (6)
Tips Menulis Memoir (7)Tips Menulis Memoir (8)
Tips Menulis Memoir (9)
Ingin menulis memoir yang kuat dan menginspirasi? Yang berpengaruh dan juga laris? Begini caranya. Sembilan tips ini dirangkum dari lima puluh tahun pengalaman bekerja menulis memoir.
1. Ciptakan perjalanan transformatif
Setiap memoir sukses butuh fokus tema yang kuat pada perjalanan transformatif. Contoh: cerita imigrasi, menghadapi penyakit, berhasil lepas dan melarikan diri dari tekanan keluarga, menemukan cinta, berjuang meraih kesuksesan.
Tidak semua pembaca memiliki pengalaman yang sama dengan yang kamu tuliskan, tetapi kebanyakan akan mengidentifikasikan perjuangan menghadapi tantangan dalam setiap upaya keras, apakah itu hubungan berarti, memulai bisnis, menjadi guru yang berbakti, menyadari jalur yang kamu tempuh sudah berakhir dan menemukan jalur baru yang akhirnya memuaskan.
Untuk mengidentifikasi fokus tema cerita, ada bahasan tersendiri.
2. Gunakan narator 'saya' alias POV 1
Ceritakan dengan narator orang pertama. Apakah kamu sudah selesai atau masih berjuang, pembaca akan terikat dengan memoirmu jika suara narasinya tentang kelemahan dan kekuatan, kesuksesan dan kegagalanmu.
Meski tidak happy ending, pembaca akan menghargai kenyataan, cerita jujur yang bisa mereka proyeksikan/sesuaikan dengan keadaan mereka sendiri. Hindari mengasihani diri sendiri, berlebihan atau lebai.
3. Tampilkan, Tunjukkan, Show
Pembaca ingin tahu seperti apa penampakannya, baunya, rasanya, teksturnya. Tunjukkan apa yang terjadi lewat dialog, aksi, acton, deskripsi penginderaan. Memoir adalah non fiksi naratif, true story cerita nyata yang ditulis seperti novel.
Detail penting krusial dalam setiap adegan. Menggenalisir atau meringkasnya membuatnya terasa cepat. Kita butuh menjaga momentum cerita dan pacing atau jedanya sehingga tidak terasa membosankan. Pengaturan frekusensi paragraf penting untuk mengurangi blocking yang mengntimidasi, sebagaimana juga penekanan, penjelasan dan penggambaran siapa yang sedang dialog/melakukan percakapan.
4. Lewati komentar
Tidak ada yang mau diceramahi dengan cara membosankan seperti di dalam ruang kelas, jadi hindari komentar mengganggu, analisa, penjelasan.
Problem ini biasanya terjadi karena ingin balas dendam terhadap seseorang atau suatu institusi. Jadi pertimbangkan ulang. Tidak akan berhasil. Pembaca akan merasa terganggu dengan semua yang mereka anggap sebagai omong kosong dan ceramah, sehingga tidak mau melanjutkan bacaannya.
5. Biarkan pembaca memilih
Biarkan pembacamu memiliki pengalamannya sendiri. Setiap pembaca punya kesan subyektif yang berbeda berdasarkan bagaimana narasi itu beresonansi dengan mereka secara personal/pribadi.
Strategi apapun yang berusaha memanipulasi pembaca akan dia sadari, membuatnya menjauh, menghindar, dan tujuanmu tidak akan tercapai. Jadi jangan mencoba untuk mengontrol pengertian dan perasaan pembaca terhadap ceritamu. Rencana terbaik adalah menyampaikan saja ceritanya dan biarkan pembaca memutuskan apa yang berharga bagi mereka.
6. Bangun dan konstruksikan lengkung narasinya
Atur ceritamu mengikuti aturan drama tiga babak, problem/masalah, perjuangan, dan resolusinya.
Hanya melalui adegan-adegan tersebut dari kehidupanmu yang dapat mendemonstrasikan tema transformasi/perubahan. Tunjukkan bagaimana kamu berjuang dengan mengatasi masalah, meraih penyelesaiannya dengan berbagai cara sampai akhir. Hindari situasi adegan yang tidak fokus dalam dramatiga babak ini. Upayakan untuk terus menolak sesuatu yang membuatmu terhibur dan terasa menyenangkan tapi tidak relevan.
7. Jaga dan pilih panjang yang sesuai/tepat
Memoir tidak semestinya lebih pendek atau lebih panjang dari yang dia butuhkan.
Panjang rata-rata memoir sekitar 65.000 - 75.000 kata. Ada juga 100.000 kata.
8. Cari umpan balik dari profesional
Datang ke seminar dan pelatihan menulis, atau minta bantuan editor. Cari seseorang yang punya track record jejak rekam yang baik terkait penulisan memoir.
9. Revisi, tulis ulang dan revisi lagi
Semua penulis sukses melalui proses ini untuk mengatasi masalah yang mereka miliki terkait struktur, naratif voice, ara bertutur, gaya penulisan, dialog yang otentik, dan elemen lainnya. Penulis hebat butuh lima tahun bekerja dan memoles kalima-kalimatnya sampai mereka merasa lega, puas.
Selamat menulis!
1. Ciptakan perjalanan transformatif
Setiap memoir sukses butuh fokus tema yang kuat pada perjalanan transformatif. Contoh: cerita imigrasi, menghadapi penyakit, berhasil lepas dan melarikan diri dari tekanan keluarga, menemukan cinta, berjuang meraih kesuksesan.
Tidak semua pembaca memiliki pengalaman yang sama dengan yang kamu tuliskan, tetapi kebanyakan akan mengidentifikasikan perjuangan menghadapi tantangan dalam setiap upaya keras, apakah itu hubungan berarti, memulai bisnis, menjadi guru yang berbakti, menyadari jalur yang kamu tempuh sudah berakhir dan menemukan jalur baru yang akhirnya memuaskan.
Untuk mengidentifikasi fokus tema cerita, ada bahasan tersendiri.
2. Gunakan narator 'saya' alias POV 1
Ceritakan dengan narator orang pertama. Apakah kamu sudah selesai atau masih berjuang, pembaca akan terikat dengan memoirmu jika suara narasinya tentang kelemahan dan kekuatan, kesuksesan dan kegagalanmu.
Meski tidak happy ending, pembaca akan menghargai kenyataan, cerita jujur yang bisa mereka proyeksikan/sesuaikan dengan keadaan mereka sendiri. Hindari mengasihani diri sendiri, berlebihan atau lebai.
3. Tampilkan, Tunjukkan, Show
Pembaca ingin tahu seperti apa penampakannya, baunya, rasanya, teksturnya. Tunjukkan apa yang terjadi lewat dialog, aksi, acton, deskripsi penginderaan. Memoir adalah non fiksi naratif, true story cerita nyata yang ditulis seperti novel.
Detail penting krusial dalam setiap adegan. Menggenalisir atau meringkasnya membuatnya terasa cepat. Kita butuh menjaga momentum cerita dan pacing atau jedanya sehingga tidak terasa membosankan. Pengaturan frekusensi paragraf penting untuk mengurangi blocking yang mengntimidasi, sebagaimana juga penekanan, penjelasan dan penggambaran siapa yang sedang dialog/melakukan percakapan.
4. Lewati komentar
Tidak ada yang mau diceramahi dengan cara membosankan seperti di dalam ruang kelas, jadi hindari komentar mengganggu, analisa, penjelasan.
Problem ini biasanya terjadi karena ingin balas dendam terhadap seseorang atau suatu institusi. Jadi pertimbangkan ulang. Tidak akan berhasil. Pembaca akan merasa terganggu dengan semua yang mereka anggap sebagai omong kosong dan ceramah, sehingga tidak mau melanjutkan bacaannya.
5. Biarkan pembaca memilih
Biarkan pembacamu memiliki pengalamannya sendiri. Setiap pembaca punya kesan subyektif yang berbeda berdasarkan bagaimana narasi itu beresonansi dengan mereka secara personal/pribadi.
Strategi apapun yang berusaha memanipulasi pembaca akan dia sadari, membuatnya menjauh, menghindar, dan tujuanmu tidak akan tercapai. Jadi jangan mencoba untuk mengontrol pengertian dan perasaan pembaca terhadap ceritamu. Rencana terbaik adalah menyampaikan saja ceritanya dan biarkan pembaca memutuskan apa yang berharga bagi mereka.
6. Bangun dan konstruksikan lengkung narasinya
Atur ceritamu mengikuti aturan drama tiga babak, problem/masalah, perjuangan, dan resolusinya.
Hanya melalui adegan-adegan tersebut dari kehidupanmu yang dapat mendemonstrasikan tema transformasi/perubahan. Tunjukkan bagaimana kamu berjuang dengan mengatasi masalah, meraih penyelesaiannya dengan berbagai cara sampai akhir. Hindari situasi adegan yang tidak fokus dalam dramatiga babak ini. Upayakan untuk terus menolak sesuatu yang membuatmu terhibur dan terasa menyenangkan tapi tidak relevan.
7. Jaga dan pilih panjang yang sesuai/tepat
Memoir tidak semestinya lebih pendek atau lebih panjang dari yang dia butuhkan.
Panjang rata-rata memoir sekitar 65.000 - 75.000 kata. Ada juga 100.000 kata.
8. Cari umpan balik dari profesional
Datang ke seminar dan pelatihan menulis, atau minta bantuan editor. Cari seseorang yang punya track record jejak rekam yang baik terkait penulisan memoir.
9. Revisi, tulis ulang dan revisi lagi
Semua penulis sukses melalui proses ini untuk mengatasi masalah yang mereka miliki terkait struktur, naratif voice, ara bertutur, gaya penulisan, dialog yang otentik, dan elemen lainnya. Penulis hebat butuh lima tahun bekerja dan memoles kalima-kalimatnya sampai mereka merasa lega, puas.
Selamat menulis!
UPCOMING EVENT
Oh ya, insya Allah juga akan ada workshop atau kelas webinar Writerpreneurship di Era New Normal 29 Juni 2020 nanti.
Selamat menikmati perjalanan menulismu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar