Kebaya Merah, Siapa Takut?
Beberapa hari lalu sempat ada ramai-ramai gegeran terkait kebaya merah. Terus barusan tadi pagi aku penasaran juga, apakah teman-teman jadi ilfil (ilang feeling) dan malas serta sungkan untuk memakai kebaya merah lagi karena ada peristiwa tersebut? Ternyata kebanyakan orang yang menjawab polling memilih 'nggak lah', alias ya sama saja tetap oke-oke wae mengenakan kebaya merah.
Jadi, karena terdorong jawaban survey tadi pagi, kayaknya aku juga akan biasa-biasa saja mengenakan kembali kebaya merahku deh. hehe.
anyway bus way, yang sebenarnya aku membeli kebaya merah tuh awalnya karena ada keharusan dress code pada sebuah acara lho. Ceritanya kami semua mombassador sebuah produk susu untuk anak cerdas mendapatkan batik merah. bagus banget batiknya. Aku bahkan dapat dua kali, yaitu pada tahun aku dinobatkan menjadi mombassadornya (sekitar akhir tahun 2016 kalau nggak salah) dan pada tahun berikutnya 2017. Nah demi bisa matching dengan kain batik yang kujadikan bawahan rok itu, aku membeli kebaya merahnya di pasar tradisional. Murah deh waktu itu. Kalau sekarang biaya menjahitkan kain menjadi baju saja pasti sudah dapat satu baju kebaya itu. Hehe. Pada tahun berikutnya aku beli lagi kebaya merah yang sama tapi warnanya sudah agak luntur karena sudah lama menjadi stock di toko. Nah, itu aku dapatnya harga yang lebih murah lagi deh. Jadi aku punya kain batik merah persis motifnya hadiah dari perusahaan susu itu dua buah, dan punya dua kebaya merah yang sama persis. Kalau kapan-kapan aku datang ke event yang mengharuskan menginap lalu aku dua hari berturut-turut memakai dua stel kebaya merah dan batik merah tersebut, bisa-bisa orang mengira aku nggak mandi dan nggak ganti baju. Eaaaaa...
Beberapa waktu lalu saat ada kampanye Kebaya goes to Unesco, aku memang memakai kebaya for dailiy basis alias untuk baju harian. Mengikuti mbak Dian Sastro ceritanya nih. Apalagi dia juga main film Gadis Kretek dengan memakai baju kebaya. Alhamdulillah ternyata aku punya baju kebaya yang lumayan banyak, ganti-ganti warna deh tiap hari. Setidaknya dalam seminggu tujuh hari tuh ganti kebaya dan rok batiknya. Ada kebaya merah, hitam, hijau, biru, merah luntur itu, coklat, kuning, krem, dll. Aku bangga memakai kebaya, karena itu merupakan salah satu local wisdom negeri kita tercinta, Indonesia.
Belakangan ini kebaya merahnya sudah mulai jarang aku pakai, agar warnanya tidak semakin luntur. He he he. Sebagai gantinya aku memakai kaos-kaos merah karena memang merah adalah salah satu warna favoritku.
Kalau kamu masih berani nggak pakai kebaya merah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar